Ini adalah evakuasi pertama dari wilayah Palestina yang dilanda perang yang terus dihantam oleh pesawat tempur Israel.
Para pengungsi dibawa dengan ambulans melalui perlintasan perbatasan Rafah.
Berdasarkan kesepakatan yang dicapai antara Mesir, Israel dan Hamas, sejumlah orang asing dan orang-orang yang terluka parah akan diizinkan meninggalkan wilayah yang terkepung.
Wartawan AFP di perbatasan selatan Gaza melihat ambulans membawa korban luka ke rumah sakit lapangan di Mesir,
termasuk seorang anak laki-laki dengan perban tebal di sekitar perutnya.
Pengungsi lainnya bergegas melewati penyeberangan yang dijaga ketat menuju Mesir,
yang diperkirakan akan menerima setidaknya 400 pemegang paspor asing dan 90 orang yang terluka dan sakit paling parah.
Secercah harapan singkat yang dipicu oleh pembukaan sementara perbatasan Rafah dengan cepat padam.
Ketika serangan baru menghancurkan bangunan-bangunan di kamp pengungsi terbesar di Gaza selama dua hari berturut-turut,
Serangan Israel itu menewaskan puluhan orang menurut kementerian kesehatan Palestina.
Kamp Jabalia mengalami serangan kedua pada hari Rabu, gambar dari AFPTV menunjukkan kerusakan besar dan tim penyelamat berusaha melewati puing-puing untuk mengambil korban yang berlumuran darah.
Puluhan orang tewas dan terluka, menurut kementerian kesehatan,
Serangan itu terjadi sehari setelah jet Israel menyerang kamp Jabalia yang menewaskan sedikitnya 47 orang.
“Ini hanyalah kekejaman terbaru yang menimpa masyarakat Gaza dimana pertempuran telah memasuki fase yang lebih mengerikan, dengan konsekuensi kemanusiaan yang semakin mengerikan,” kata Martin Griffiths, kepala kemanusiaan PBB dikutip dari Reuters.