Intelijen AS: Grup Wagner Akan Bantu Hizbullah Lawan Israel, Kirim Sistem Rudal SA-22 Anti-Pesawat
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) mengklaim memiliki informasi intelijen kalau kelompok tentara bayaran Grup Wagner Rusia berencana membantu Hizbullah.
Hizbullah, milisi Lebanon yang didukung Iran, belakangan kian dalam terlibat konflik dengan tentara pertahanan Israel (IDF) sejak milisi pembebasan Palestina, Hamas melancarkan serangan ke negara pendudukan itu pada 7 Oktober 2023.
Dilaporkan, bantuan yang akan diberikan Grup Wagner ke Hizbullah adalah sistem pertahanan udara.
Baca juga: Pidato Sayyed Hassan Nasrallah Jadi Sinyal Hizbullah Gaspol Perang Lawan Israel
Laporan The Wall Street Journal, mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, menyebut Grup Wagner berencana untuk memasok sistem Pantsir-S1.
Sistem rudal ini dikenal oleh NATO sebagai SA-22, yang menggunakan rudal anti-pesawat dan senjata pertahanan udara untuk mencegat pesawat.
Grup Wagner, diketahui didanai oleh negara Rusia dan telah berada di bawah kendali Kremlin sejak pemberontakan oleh mantan pemimpinnya, Yevgeny Prigozhin, pada bulan Juni, terhadap militer Rusia.
Seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya yang dikutip oleh Journal mengatakan kalau Washington belum mengonfirmasi bahwa sistem rudal anti-pesawat tersebut telah dikirim.
"Namun para pejabat AS memantau diskusi yang melibatkan Wagner dan Hizbullah," kata laporan Journal.
Bakal Dipasok Lewat Suriah
Laporan itu mengatakan kalau sistem Pantsir akan diberikan kepada Hizbullah melalui Suriah.
Suriah menjadi tempat Rusia mendukung Presiden Bashar Assad dengan memasuki perang saudara di sana pada tahun 2015.
Garda Revolusi Iran mendirikan Hizbullah pada tahun 1982, di tengah perang saudara di Lebanon tahun 1975-90.
Ini adalah bagian dari upaya Iran untuk mengekspor Revolusi Islam tahun 1979 ke seluruh wilayah dan melawan pasukan Israel setelah invasi mereka ke Lebanon pada tahun 1982.
Hizbullah Lebanon telah terlibat baku tembak dengan pasukan Israel di seberang perbatasan sejak sekutunya dari Palestina, Hamas, di Gaza dan Israel berperang pada 7 Oktober.
(Oln/twsj/tan/*)