Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengklaim minggu ini bahwa Washington “bertekad untuk mencegah eskalasi apa pun” dalam konflik yang sedang berlangsung.
Sementara itu, jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 8.800 orang sejak 7 Oktober, termasuk lebih dari 3.600 anak-anak, kata PBB pada Kamis, mengutip otoritas kesehatan setempat. Sekitar 22.240 orang di daerah kantong Palestina terluka, tambahnya.
Badan internasional tersebut juga mengutuk serangan Israel pada hari Rabu yang menargetkan kamp pengungsi Jabalia yang padat penduduk di Gaza utara, dengan alasan bahwa tindakan seperti itu “dapat dianggap sebagai kejahatan perang.”
Israel bersikeras bahwa mereka menargetkan “infrastruktur teror” yang dibangun di dekat bangunan sipil dan bertindak “berdasarkan intelijen yang tepat.”
Hamas mengatakan tidak ada pemimpinnya yang hadir di kamp Jabalia pada saat serangan terjadi.
Tentang Yerusalem
Sejak lama Yerusalem menjadi kota penting yang diperebutkan berbagai bangsa.
Catatan arkeolog menunjukkan, kota itu telah dihuni sejak 4.000 SM.
Nama yang paling awal dikenal mungkin adalah Jebusite atau orang Kanaan, dikutip dari Aljazeera.
Orang-orang Kanaan yang bermigrasi menyebut diri daerah itu sebagai "Ursalem" yang berarti "kota perdamaian".
Kata Yerusalem berasal dari nama ini yang diucapakan dalam bahasa Ibrani menjadi "Yereshalim" yang berarti "rumah suci".
Bersama dengan bangsa Filistin yang datang belakangan, mereka diyakini sebagai nenek moyang paling awal yang menghuni wilayah itu.
Bangsa Filistin menetap di sepanjang pantai Mediterania yang membentang kira-kira dari Jaffa ke Jalur Gaza dan berada di dalam tanah Kanaan selama berabad-abad.
Pada 1.000 SM, Daud menginvasi Yerusalem dan membentengi kota dari invasi musuh.
Ia kemudian menamakan kota itu dengan Daud, dan memerintahnya selama 40 tahun.