News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kota Suci Tiga Agama Mulai Terancam Perang Israel-Hamas, Berikut Sejarah Yerusalem

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Masjid Al Aqsa di Palestina

TRIBUNNEWS.COM -- Kengototan zionis Israel melakukan invasi daratnya di Jalur Gaza bakalan merembet ke Yerusalem.

Hal ini diungkapkan oleh sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, menanggapi penyerangan membabi-buta negara Yahudi ke wilayah yang disengketakan tersebut.

Juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Obeida, dalam pidato audionya mengatakan, penyerangan di Jalur Gaza akan menimbulkan konsekuensi di Yerusalem Barat.

Baca juga: Hamas Komentari AS yang Ingin Bentuk Pemerintahan di Jalur Gaza jika Israel Menang

Yerusalem dikenal sebagai kota suci tiga agama yaitu Islam, Yahudi dan Kristen.

Di kota tersebut ada Masjidil Aqsa, gereja dan rumah tempat lahirnya Yesus Kristus atau Isa Almasih serta ada tembok ratapan dan dipercaya sebagai tanah yang dijanjikan kaum Yahudi.

“Gaza akan menjadi kutukan sejarah bagi Israel,” kata juru bicara kelompok militan tersebut, Abu Obeida, dalam pidato audio, kantor berita tersebut melaporkan.

Dia juga mengatakan kepada Israel bahwa akan ada banyak korban di antara pasukannya, dan menambahkan bahwa lebih banyak tentara Israel akan “kembali dalam tas hitam.”

Sejauh ini, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengonfirmasi tewasnya 17 tentaranya dalam operasi yang sedang berlangsung.

Sebelumnya pada hari Kamis, juru bicara IDF Daniel Hagari, mengatakan pasukan Israel telah mengepung sepenuhnya kota Gaza di bagian utara daerah kantong tersebut.

“Tentara Israel telah menyelesaikan pengepungan kota Gaza, pusat organisasi teror Hamas,” katanya kepada wartawan.

Baca juga: Korban Tewas dalam Perang Israel-Hamas Kini Capai 9.061 Orang

Militer Israel juga mengesampingkan gagasan gencatan senjata dalam waktu dekat.

“Konsep gencatan senjata saat ini sama sekali tidak dibahas,” kata Hagari ketika ditanya tentang masalah tersebut.

Yerusalem Barat telah menghadapi tekanan yang semakin besar dari PBB dan kelompok-kelompok kemanusiaan untuk melakukan gencatan senjata di tengah meningkatnya jumlah korban jiwa warga sipil Gaza dan ketakutan akan penyebaran konflik ke seluruh wilayah Timur Tengah.

Berbicara pada hari Rabu, Presiden AS Joe Biden tidak menyerukan penghentian permusuhan sepenuhnya, dan malah mendesak “jeda kemanusiaan”.

Pengambilan gambar yang diambil dari rekaman video AFPTV ini menunjukkan warga Palestina memeriksa kehancuran pasca serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza, pada 1 November 2023, (AFP)

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengklaim minggu ini bahwa Washington “bertekad untuk mencegah eskalasi apa pun” dalam konflik yang sedang berlangsung.

Sementara itu, jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 8.800 orang sejak 7 Oktober, termasuk lebih dari 3.600 anak-anak, kata PBB pada Kamis, mengutip otoritas kesehatan setempat. Sekitar 22.240 orang di daerah kantong Palestina terluka, tambahnya.

Badan internasional tersebut juga mengutuk serangan Israel pada hari Rabu yang menargetkan kamp pengungsi Jabalia yang padat penduduk di Gaza utara, dengan alasan bahwa tindakan seperti itu “dapat dianggap sebagai kejahatan perang.”

Israel bersikeras bahwa mereka menargetkan “infrastruktur teror” yang dibangun di dekat bangunan sipil dan bertindak “berdasarkan intelijen yang tepat.”

Hamas mengatakan tidak ada pemimpinnya yang hadir di kamp Jabalia pada saat serangan terjadi.

Tentang Yerusalem

Sejak lama Yerusalem menjadi kota penting yang diperebutkan berbagai bangsa.

Catatan arkeolog menunjukkan, kota itu telah dihuni sejak 4.000 SM.

Nama yang paling awal dikenal mungkin adalah Jebusite atau orang Kanaan, dikutip dari Aljazeera.

Orang-orang Kanaan yang bermigrasi menyebut diri daerah itu sebagai "Ursalem" yang berarti "kota perdamaian".

Kata Yerusalem berasal dari nama ini yang diucapakan dalam bahasa Ibrani menjadi "Yereshalim" yang berarti "rumah suci".

Bersama dengan bangsa Filistin yang datang belakangan, mereka diyakini sebagai nenek moyang paling awal yang menghuni wilayah itu.

Bangsa Filistin menetap di sepanjang pantai Mediterania yang membentang kira-kira dari Jaffa ke Jalur Gaza dan berada di dalam tanah Kanaan selama berabad-abad.

Pada 1.000 SM, Daud menginvasi Yerusalem dan membentengi kota dari invasi musuh.

Ia kemudian menamakan kota itu dengan Daud, dan memerintahnya selama 40 tahun.

Daud kemudian digantikan oleh Raja Salomo atau Sulaiman yang membuat sebuah kuil dan menjadikannya sebagai kota spritual bagi Yahudi.

Setelah kedatangan Nebukadnezar II pada 586 SM, kota itu jatuh ke tangan Babilonia.

Kuil yang ada di sana pun dihancurkan, tetapi kemudian dibangun kembali.

Alexander Agung juga sempat merebut wilayah itu pada 332 SM.

Pada tahun-tahun berikutnya, Ptolmies Mesir dan Seleukus Suriah memerintah Yerusalem.

Menjelang abad ke-1, kota itu adalah ibu kota penguasa kerajaan Makabe Simon Maccabee, sebelum menyerah pada kekuasaan panjang Romawi.

Sejarah Yerusalem setelah Masehi

Setelah Yerusalem ditaklukkan oleh Romawi, itu menjadi ibu kota dinasti Herodes yang memerintah di bawah arahan Roma.

Pada 70 M, Raja Romawi Titus menghancurkan kuil untuk menghukum dan mematahkan semangat orang-orang Yahudi yang memberontak terhadap pemerintahannya.

Dari tahun 313 M, dengan penerimaan agama Kristen secara luas oleh Roma, Yerusalem mengalami kebangkitan dan membangun kembali kota itu pada abad ke-4.

Selama era Romawi, kota Betlehem dekat Yerusalem menyaksikan kelahiran Yesus Kristus.

Karenanya, kota ini kemudian menjadi pusat ziarah Kristen.

Pada 638 M, Islam dengan cepat menyebar ke wilayah itu.

Umat Islam bahkan menganggap Yerusalem sebagai tempat penting untuk ziarah setelah Mekkah.

Ini berkaitan dengan peristiwa Isra dan Miraj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Antara 688 M dan 691 M, Masjid Kubah Batu dibangun oleh al-Walid ibn Abd al-Malik.

Dua tahun kemudian, Masjid al-Aqsha dibangun di tempat yang sama, memperingati tempat sujud nabi.

Kedua masjid dan sekitarnya dikenal sebagai al-Haram al-Syarif dan menjadi situs tersuci ketiga bagi umat Islam.

Pada abad XI, Islam telah berada di wilayah Yerusalem selama lebih dari 500 tahun.

Kota ini memperoleh reputasi dunia sebagai kota tiga agama.

Yerusalem juga sempat menjadi saksi Perang Salib antara Tentara Salib dan pasukan Salah al-Din.

Selama pemerintahan Turki Utsmani, ada sedikit orang Yahudi di Palestina.

Pada abad ke-19, Yerusalem telah menjadi kota yang lebih terbuka.

Sejarah Yerusalem di era modern

Imigrasi Yahudi Eropa ke Yerusalem juga meningkat dan telah dilihat oleh beberapa kelompok sebagai Zionis.

Pada 1900, orang-orang Yahudi menjadi komunitas terbesar di kota dan permukiman yang diperluas di luar tembok Yerusalem.

Pada 1914, Perang Dunia Pertama menyebabkan kekacauan, kehancuran dan kebutuhan untuk ekspansi dan penaklukan oleh kekuatan Eropa.

Karenanya, Yerusalem direbut oleh pasukan Inggris di bawah Jenderal Edmund Allenby pada 1917.

Pada tahun yang sama, Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur Balfour memberi isyarat dukungan Pemerintah Inggris untuk tanah air Yahudi di Palestina.

Yerusalem pun dijadikan ibu kota Palestina, tetapi dipegang di bawah mandat Inggris.

Setelah Perang Dunia II, PBB mengeluarkan keputuskan untuk menjadikan Yerusalem sebagai kota internasional pada 1947.

Kelompok Zionis kemudian memanfaatkan kekosongan politik dan militer itu dengan mengumumkan pembentukan negara Israel pada 14 Mei 1948. (Aljazeera/AFP/Russia Today/Kompas.com/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini