Mereka juga mendorong komunitas internasional termasuk PBB menghentikan agresi Israel.
Akankah upaya itu berhasil memberi tekanan kepada Israel untuk menghentikan serangan?
Di podcast R66 Newlitics, Connie Rahakundini Bakrie, pakar militer dan pertahanan mengatakan kepada Mardigu dan Helmy Yahya, bahwa Indonesia sudah lama mengecam tindakan Israel di Palestina.
Namun, tetap saja situasi di Palestina tidak berubah hingga saat ini.
"Kita mau mengutuk, kita mau ngapain kan ini cerita yang berulang. I'm sorry to say, tapi apa yang mau kita bikin selain kita turun ke jalan, kemudian kita teriak-teriak?" ucap Connie.
Ia menyampaikan analogi sederhana berkait posisi Indonesia jika ingin tampil sebagai penengah dalam pertikaian tersebut.
"Kalau lu mau berdiri di tengah, lu berantem nih berdua (Mardigu dan Helmy), gua kenal sama lu (Mardigu), gua temenan sama lu (Mardigu), tapi gua enggak kenal sama Helmy, mungkin enggak gua nyamperin, Pak Helmy duduk sini deh sama Mardigu, kita bahas ini. Siapa lu, lu kenal sama gua juga enggak," terang Connie.
Yang mau dikatakan Conny, saat ini Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel.
"Supaya ada dialog," timpal Helmy.
"Yes, itu maksud gua, baru ngomong gitu aja udah pada marah. Gus Dur aja bisa dimarahin apalagi gua. Gus Dur kurang apalagi coba, itu guru bangsa," sahut Connie.
Gus Dur saat menjabat Presiden RI pernah mengupayakan normalisasi hubungan Indonesia dengan Israel.
Ia mengawalinya gagasan membuka hubungan dagang dengan Israel seperti dilakukan sejumlah negara Arab.
Gus Dur meyakini pentingnya menjalin hubungan dengan Israel dalam rangka membantu Palestina memperoleh kemerdekaannya.
Seperti dikutip NU Online, gagasan Gus Dur sederhana, Indonesia tidak mungkin bisa berperan dalam perdamaian Palestina dan Israel jika tidak menjalin hubungan diplomatik dengan keduanya.