Pada 3 November lalu misalnya, jet Israel mengebom pintu masuk rumah sakit terbesar di Gaza, al-Shifa, menyebabkan sedikitnya 15 orang tewas dan 60 lainnya luka-luka, menurut Bulan Sabit Merah Palestina. Bom juga dijatuhkan di halaman RS Indonesia.
Militer Israel juga menyerang ambulans dan total 15 ambulans rusak.
“Saya ngeri dengan laporan serangan di Gaza terhadap konvoi ambulans di luar rumah sakit al-Shifa,” sebut Sekjen PBB Antonio Guterres pada Jumat malam. "Gambar mayat yang berserakan di jalan di luar rumah sakit sungguh mengerikan," sebutnya.
“Selama hampir satu bulan, warga sipil di Gaza, termasuk anak-anak dan perempuan, telah dikepung, tidak diberi bantuan, dibunuh, dan rumah mereka dibom. Ini harus dihentikan," ujar Gutteres.
Warga Palestina yang terluka dan pemegang paspor asing yang berusaha meninggalkan Gaza melalui gerbang perbatasan dengan Mesir di Rafah telah dicegah sejak Sabtu, karena pemboman Israel, menurut sumber medis dan keamanan seperti dikutip Reuters.
Salah satu sumber keamanan dan sumber medis mengatakan evakuasi warga Gaza dihentikan setelah serangan Israel pada hari Jumat terhadap ambulans yang mengangkut orang-orang terluka di Gaza.