TRIBUNNEWS.COM- Turki telah menarik Duta Besarnya untuk Israel, menghapuskan nama Benjamin Netanyahu.
Turki pada Sabtu mengatakan pihaknya menarik duta besarnya untuk Israel dan memutuskan hubungan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Langkah Turki itu dilakukan sebagai protes atas pembantaian warga sipil di Gaza.
Ankara mengumumkan keputusan tersebut menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken ke Turki.
Sekutu Palestina, Turki, sebelumnya pada bulan lalu telah memperbaiki hubungan yang rusak dengan Israel. Namun kini hubungan mereka telah kembali rusak.
Ankara memperkeras sikapnya terhadap Israel dan para pendukungnya di Barat – khususnya Amerika Serikat – ketika pertempuran meningkat dan jumlah korban tewas di kalangan warga sipil Palestina melonjak.
Kementerian luar negeri Turki mengatakan duta besar Sakir Ozkan Torunlar dipanggil kembali ke Turki.
Penarikan duta besar ini terkait dengan tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza yang disebabkan oleh serangan terus-menerus oleh Israel terhadap warga sipil, dan penolakan Perdana Menteri Israel untuk menerima gencatan senjata".
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Lior Haiat menyebut langkah tersebut sebagai langkah lain dari presiden Turki yang berpihak pada Hamas.
Namun Hamas mengeluarkan pernyataan yang memuji keputusan tersebut dan mendesak Turki untuk memberikan tekanan pada Presiden (Joe) Biden dan pemerintahannya.
Sehingga bantuan kemanusiaan dan medis dapat menjangkau orang-orang yang terkepung di Jalur Gaza.
Pasukan Israel telah membobardir kota terbesar di Gaza ketika mencoba untuk menyerang Hamas sebagai pembalasan atas serangan tanggal 7 Oktober ke Israel.
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan sekitar 9.500 orang – sebagian besar perempuan dan anak-anak – telah tewas dalam serangan Israel dan serangan darat yang semakin intensif.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada wartawan bahwa dia menganggap Netanyahu secara pribadi bertanggung jawab atas meningkatnya jumlah korban warga sipil di Jalur Gaza.