TRIBUNNEWS.COM - Perwakilan Intelijen Ukraina (HUR), Vadym Skibitskyi mengatakan Rusia menimbun rudal untuk digunakan dalam perang musim dingin mendatang.
"Rusia menunggu suhu turun di bawah nol, sebelum melancarkan serangan massal terhadap sistem energi Ukraina," katanya dalam sebuah wawancara dengan RBC Ukraina pada Senin (6/11/2023).
Tahun lalu, Rusia memulai serangan massal terhadap sistem energi Ukraina pada 10 Oktober.
Rusia terus menargetkan sistem tenaga listrik hingga musim semi, sehingga menyebabkan jaringan pemanas dan listrik hampir lumpuh total, lapor Kyiv Independent.
"Tahun ini, Rusia mengharapkan dampak yang lebih merusak dengan menyerang semua titik kritis sistem energi dalam serangan," kata Skibitskyi.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Naik Usai Arab Saudi dan Rusia Melanjutkan Pemangkasan Pasokan
Intelijen mengindikasikan bahwa Rusia akan meluncurkan rudal jelajah Kh-101 dan Kalibr dalam serangan tersebut.
Rudal tersebut tidak digunakan sejak akhir September, menunjukkan kemungkinan penimbunan.
Rusia memproduksi 40 rudal jelajah Kh-101 dan 20 rudal jelajah Kalibr pada Oktober 2023 saja, serta empat rudal balistik Kinzhal , kata Skibitskyi.
Ini merupakan 64 dari 115 rudal presisi tinggi dengan jangkauan lebih dari 350 kilometer yang diproduksi Rusia pada bulan Oktober.
"Rusia sekarang memiliki sekitar 870 rudal presisi tinggi di gudang senjatanya," kata Skibitskyi.
Sementara itu, Kepala Operator Jaringan Listrik Negara Ukraina, Volodymyr Kudrytskyi mengatakan, sekitar 70 fasilitas energi besar rusak pada musim gugur dan musim dingin tahun lalu.
Korban perang Rusia-Ukraina
Ukraina melaporkan bahwa korban perang di pihak Rusia telah meningkat menjadi lebih dari 305.000 orang tewas atau terluka.
Sementara Amerika Serikat (AS) memperkirakan 120.000 orang Rusia tewas dan 180.000 orang terluka dalam invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Perangi Ukraina, Rusia Rekrut Makin Banyak Perempuan