Warga Palestina di Tepi Barat Terancam, Menteri Israel Berjuluk Pengacara Setan Beri Izin Persenjatai Pemukim Yahudi
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan puluhan ribu izin kepemilikan senjata kepada warga Israel, Selasa (7/11/2023).
Anadolu Agency melaporkan, aksi sang menteri dengan mempersenjatai para pemukim Yahudi di Tepi Barat ini dapat menyeret masyarakat ke dalam perang sipil.
“Divisi Senjata Api menerima ratusan ribu permintaan izin senjata pribadi, dan kami telah mengeluarkan puluhan ribu izin bersyarat (tanpa merinci syaratnya) dan izin sebenarnya untuk senjata pribadi kepada warga yang memenuhi syarat,” kata Menteri sayap kanan Israel tersebut melalui Telegram.
Baca juga: Damprat Rusia, Iran, dan Korut, Zelensky Sebut Israel Bisa Bertindak di Luar Hukum Internasional
Ben-Gvir mengklaim tujuan pendistribusian senjata adalah untuk melindungi warga Israel dari serangan.
Dia menambahkan, pemberian izin itu disertai pembukaan ratusan kelas (divisi tentara) cadangan baru di seluruh wilayah pendudukan untuk mengajari warga Israel cara membawa dan menggunakan senjata api.
Pemerintah Israel, kata dia, juga telah menambah “puluhan karyawan” staf di Divisi Senjata Api kementerian tersebut.
"Karena tingginya permintaan di Divisi Senjata Api, saya mengimbau semua orang untuk bersabar. Periksa kelayakan Anda dan persenjatai diri Anda," katanya.
Ben-Gvir dalam beberapa pekan terakhir telah mengunggah gambar dan video dirinya mendistribusikan senjata kepada warga Israel di utara, selatan, dan Tepi Barat.
Warga Palestina khawatir kalau kebijakan Israel yang mempersenjatai warganya mungkin menjadi dalih untuk melakukan pembunuhan dengan kedok “mencegah serangan.”
Belakangan, tindak kekerasan warga pemukim Isarel ke warga Palestina di Tepi Barat dilaporkan meningkat seiring situasi invasi militer tentara Israel di Gaza.
"Meski serangan Israel di Jalur Gaza terus berlanjut sejak 7 Oktober, namun ada bahaya lain di mana serangan pemukim Yahudi yang dipersenjatai oleh pemerintah Israel untuk melawan warga Palestina di Tepi Barat, akan berubah menjadi perang sipil," tulis laporan Anadolu.
Sosok Ben-Gvir, Mantan Narapidana Penghasutan
Menteri Keamanan Nasional Israel yang berhaluan sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, pernah didakwa atas 53 kasus dan dihukum karena kasus rasisme dan mendukung organisasi teroris.
"Kini dia dikenal dengan pejabat berwenang yang mempersenjatai warga sipil di Tepi Barat yang diduduki Israel dan di seluruh Israel," tulis Anadolu.
Menurut informasi yang dikumpulkan Anadolu, meski pernah dihukum karena "menghasut rasisme" di masa lalu, Ben-Gvir telah menyerukan kepada warga Israel untuk membawa senjata dan dia juga memudahkan prosedur pemberian senjata kepada warga sejak dia menjabat.
Dalam sebuah posting-an pada tanggal 23 Oktober, Ben-Gvir menyerukan perempuan Israel untuk mempersenjatai diri,
"Kami telah membentuk 496 unit cadangan di seluruh negeri sejak awal perang, kami akan terus mempersenjatai warga dan membentuk unit bersenjata cadangan," ujar dia.
Pada 10 Oktober, Ben-Gvir mengumumkan di platform twitter kalau dia telah memerintahkan pembelian lebih dari 10 ribu senjata untuk didistribusikan di pemukiman Yahudi dekat Jalur Gaza dan wilayah tempat orang Arab dan Israel tinggal bersama.
Tokoh Anti-Arab
Menyusul langkah Ben Gvir untuk mempersenjatai warga sipil Israel, dan mendistribusikan senjata laras panjang yang dibeli oleh kementeriannya kepada warga sipil, Israel melakukan evaluasi kalau potensi ancaman perang sipil di negara tersebut telah meningkat.
Ben-Gvir, yang terkenal dengan sentimen anti-Arab-nya sejak muda, mendorong tindakan kekerasan sebelum pembunuhan Perdana Menteri Yitzhak Rabin.
Rabin, yang menandatangani Perjanjian Oslo pada 1995 untuk mengakhiri konflik dengan Palestina, dibunuh pada 4 November 1995.
“Kami mencapai mobilnya, kami akan mencapai Rabin juga,” kata dia dalam sebuah wawancara.
Dia pernah menjadi anggota gerakan rasis "Kah" yang didirikan oleh Rabbi Meir Kahane, yang dilarang oleh Israel dan ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat (AS).
Ben-Gvir diketahui mendukung anggota Kah Baruch Goldstein, yang melakukan pembunuhan massal dengan menembaki jamaah Muslim di Masjid Ibrahim di kota Hebron pada 1994.
Menteri Israel dari golongan sayap kanan itu mengatakan dalam sebuah program yang dia hadiri saat dia menjadi Koordinator Pemuda organisasi Kah dengan mengatakan, “Arab pergi ke negara-negara Arab”, Yahudi ke Wilayah Zion.”
"Ben-Gvir menggantung foto Goldstein di ruang tamu rumahnya dan menyebutnya sebagai "pahlawan"," tulis media Turki, Anadolu.
Ben-Gvir, yang dibebaskan dari dinas militer karena pemahaman yang radikal, pernah dihukum karena kasus rasisme dan mendukung organisasi teroris pada tahun 2007.
Pada 14 Oktober 2022, Ben-Gvir menggerebek daerah Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur bersama beberapa pemukim Yahudi dan menodongkan senjata ke penduduk Palestina di daerah tersebut serta mengancam mereka.
Dia dihukum karena "menghasut rasisme" tetapi menjadi menteri yang bertanggung jawab atas penegakan hukum di Israel.
Berjuluk Pengacara Setan
Itamar Ben-Gvir, pemimpin Partai Kekuatan Yahudi, salah satu sekutu sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, meraih kemenangan besar dalam pemilu 2022 meski melakukan tindakan rasis dan ide-ide radikal dan menjadi Menteri Keamanan Nasional yang bertanggung jawab terhadap pasukan keamanan.
"Penunjukan mantan narapidana Ben-Gvir sebagai kementerian yang bertanggung jawab atas penegakan hukum mendapat reaksi di dalam maupun di luar Israel," tulis laporan media Israel.
Harian Haaretz, salah satu media massa paling populer di Israel, menerbitkan berita utama setelah pengumuman kabinet Netanyahu: "Kahanisme telah menang. Israel kini bergerak menuju revolusi sayap kanan, keagamaan, dan otoriter."
Ben-Gvir, yang dikenal karena mendorong tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Yahudi di Yerusalem yang diduduki Israel.
Dia mendapat julukan sebagai "pengacara pembunuh", "pengacara setan", dan "napi" lantaran dia dikenal sebagai pengacara, membela pemukim Yahudi dan tersangka teror di Yerusalem.
Dia juga dikenal karena permusuhannya terhadap orang-orang Arab dan menyerukan agar warga Palestina diasingkan ke negara-negara Arab sehingga hanya tersisa orang-orang Yahudi di Israel.
Setelah seorang tentara Israel menembak dan membunuh seorang pemuda Palestina yang tak bersenjata pada 2 Desember 2022, Ben-Gvir mengatakan kepada tentara; "Bagus sekali, teliti, saya senang. Anda telah menghormati kami semua dan melakukan tugas yang diberikan kepada Anda.”
(oln/Memo/Anadolu/*)