TRIBUNNEWS.COM - Jangan panik saat berbelanja di pusat perbelanjaan tradisional waktu traveling di luar negeri.
Untuk orang yang pertama kali merasakan pengalaman traveling ke luar negeri pasti memikirkan bagaimana cara komunikasi di negara tujuan.
Seperti halnya yang dirasakan Tribunnews.com waktu travelling ke Turkiye untuk memenuhi undangan dari Badan Promosi dan Pengembangan Pariwisata Türkiye (TGA) dan Turkish Airlines.
Warga di negara dua benua tersebut berkomunikasi dengan bahasa Turki, tidak banyak yang bisa menggunakan bahasa Inggris.
Ketika mendengar informasi ini, Tribunnews.com lantas membayangkan bagaimana nanti saat melakukan transaksi di Turkiye?
Ternyata, saat eksekusi malah tidak serumit yang dipikirkan.
Ada satu pengalaman Tribunnews.com saat belanja di Grand Bazaar Bursa.
Awalnya, cuma mau ke toilet saja, tapi akhirnya jadi memburu oleh-oleh.
Baca juga: Sensasi Menginap di Mövenpick Hotel and Thermal Spa Bursa, Turkiye, Suasana Relatif Tenang
Tim jurnalis tertarik dengan satu barang yang menggemaskan dan berniat membeli sebuah topi di Grand Bazaar yang dibanderol harga 250 Lira Turki.
Kami pun menawar dengan bahasa Inggris, tapi penjual sedikit kurang mengerti dan transaksi agak tersendat-sendat.
Tanpa pikir panjang, kami membuka kalkulator yang ada di ponsel pintar.
Menuliskan angka "150" lalu kami tunjukkan ke penjual.
Memahami maksud kami, penjual itu pun setuju melepas topi mungil berwarna hitam itu.
Setelah beli topi itu, kami membeli pakaian wanita.
Meski ini adalah jurus jitu untuk melancarkan transaksi, tidak semua toko mau dan bisa ditawar.
Banyak yang menjual barang-barangnya dengan harga pas, tidak bisa ditawar sama sekali.
Baca juga: Pengalaman Menginap di Hotel Marmara Taksim, Istanbul Turkiye, Dimanjakan Sejumlah Fasilitas Mewah
Harga satu set pakaian yang kami incar dibanderol 450 Lira Turki, kami tawar 400 Lira Turki pun tidak diberikan.
Di toko ini, kami pun menawar dengan menunjukkan angka di kalkulator.
Penjual atau pemilik toko memahami maksud kami, tapi tetap saja tidak dapat diskon.
Meski kota yang kami kunjungi berada di wilayah Eropa, sebenarnya harga barang-barang yang dijual tidak terlalu mencekik leher.
Untuk tempat-tempat yang familiar, seperti kedai kopi, transaksi tidak terlalu rumit.
Harga yang tertera jelas dan pembayaran langsung diarahkan menggunakan mesin EDC.
Mengenal Grand Bazaar
Saat traveling ke Turkiye ini, Tribunnews.com mengunjungi dua Grand Bazaar, yakni di Istanbul dan Bursa.
Keduanya merupakan pasar tradisional yang lengkap menyediakan kebutuhan warga dan oleh-oleh.
Untuk Istanbul, Grand Bazaar merupakan landmark terpenting di kota ini.
Baca juga: Pengalaman Menginap di Hotel Marmara Taksim, Istanbul Turkiye, Dimanjakan Sejumlah Fasilitas Mewah
Grand Bazaar dibangun antara tahun 1451 dan 1481 pada masa pemerintahan Sultan Mehmed II.
Ini adalah salah satu bazaar atau pasar indoor terbesar dan tertua di dunia.
Bangunan ini memiliki luas 30.700 meter persegi dan lebih dari 60 jalan, gang, dan lebih dari 4.000 toko.
Jangan sampai tersesat saat mengunjungi Grand Bazaar.
Untuk di Grand Bazaar Istanbul, pembayaran bisa pakai kartu debit dan kartu kredit berlogo Visa dan Master Card dan uang cash.
Jika butuh uang Lira, bisa tukar uang lebih dulu atau tarik tunai lewat mesim ATM.
Kemarin Tribunnews.com tarik tunai di ATM Ziraat Bankasi atas saran warga lokal.
Sementara di Grand Bazaar Bursa, tim jurnalis lebih banyak menggunakan uang Lira Turki.
Menurut pengamatan kami, banyak toko yang hanya menerima pembayaran cash dengan uang Lira Turki.
Tips lain dari kami cukup gunakan uang dengan bijak.
Tidak perlu menukar uang Rupiah dengan Lira terlalu banyak.
Baca juga: Sebrangi Eropa ke Asia, dari Istanbul ke Bursa hingga Mengenal Wayang Kulit Turki dan Museum Iznik
Destinasi Wisata Dekat Grand Bazaar
Mendatangi destinasi ini cukup dengan berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lainnya.
Grand Bazaar Istanbul dekat dengan beberapa situs berikut ini:
1. Historical Peninsula Tour
Situs yang menyimpan peninggalan masa Ottoman dan Bizantium di Istanbul.
2. Masjid Biru
Ada lebih dari 21.000 keramik menghiasi tingkat atas dan langit-langit Masjid Biru.
Motif yang banyak digunakan di interior Masjid Biru merupakan tumbuhan, bunga tulip, mawar dan anyelir.
Tulip menyimbulkan Tuhan, mengingat tulip selalu satu bunga.
Anyelir dan mawar menyimbolkan Rasulullah.
Bau keringat Rasulullah berbau mawar dan napasnya seperti bunga anyelir.
Masjid Biru adalah satu-satunya masjid di Istanbul dengan enam menara.
3. Hagia Sophia
Hagia Sophia adalah gereja pertama di masa pemerintahan kaisar Konstantinus II oleh uskup Eudoxus dari Antiokhia yang diresmikan pada 15 Februari 360 M.
Gereja ini dibangun di sebelah tempat istana kekaisaran Byzantium.
Sekarang, Hagia Sophia diperuntukan untuk wisata dan ibadah.
Baca juga: 7 Rekomendasi Restoran di Istanbul Turkiye, Michelin Star hingga Dinner dengan View Galata Tower
4.Basilica Cistern
Basilica Cistern adalah tempat penyimpanan air berukuran raksasa.
5. Deraliye Ottoman Cuisine Restaurant Istanbul
Saat travelling ke Istanbul, tim jurnalis semoat menyambangi restoran Michelin Star, yakni Deraliye Ottoman Cuisine Restaurant Istanbul.
Deraliye terletak di Alemdar Mahallesi Ticaret Hane Sokak Giriş Kat No 10, 34122, Turkiye.
Lokasinya tidak jauh dari Hagia Sophia.
Bahkan cukup berjalan kaki saja beberapa menit untuk sampai di restoran ini.
Destinasi dekat Grand Bazaar Bursa
Lokasi Grand Bazaar sendiri sangat dekat dengan Masjid Agung Ulucami.
Kaligrafi dengan tinta hitam menghiasi dinding dan langit-langit masjid ini.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)