TRIBUNNEWS.COM - Israel menyerang tiga rumah sakit di Gaza, termasuk kompleks medis terbesar di wilayah itu.
Militer Israel menyerang halaman di kompleks Rumah Sakit al-Shifa, tempat ribuan pengungsi Palestina berlindung.
Juru bicara Kementerian Kesehatan, Ashraf al-Qudra mengatakan, serangan Israel mengakibatkan banyak korban jiwa.
“Israel sekarang melakukan langkah-langkah berbahaya terhadap rumah sakit untuk membuat mereka tidak berfungsi lagi dan kemudian menggusur orang-orang yang berlindung di sana, serta pasien dan petugas medis,” ungkapnya kepada Al Jazeera, Jumat (10/11/2023).
Direktur jenderal Rumah Sakit al-Shifa, Mohammad Abu Salmiya, mengungkapkan serangan itu mengenai warga sipil yang berada di sebelah sejumlah jurnalis.
Baca juga: Palestina: RS Indonesia di Gaza terancam berhenti beroperasi
Serangan itu juga melukai empat orang, termasuk dua orang dalam kondisi kritis.
“Hal ini menimbulkan banyak korban jiwa, termasuk luka kritis."
"Bisa jadi terjadi pembantaian di tempat ini karena banyaknya orang di kompleks ini,” kata Abu Salmiya.
“Sebelumnya, mereka mengebom sebuah gedung yang sangat dekat dengan rumah sakit."
"Dan sekarang, terjadi bentrokan hebat dan pemboman besar-besaran di dekat rumah sakit," jelasnya.
Petugas Medis dan Pasien Ketakutan
Abu Salmiya mengatakan, petugas medis dan pasien berada dalam ketakutan karena ledakan yang hampir terus-menerus terjadi di dekat fasilitas tersebut.
“Tidak ada satu detik pun yang berlalu tanpa pengeboman di dekat rumah sakit."
"Banyak jendela rumah sakit yang pecah, dan ada ketakutan serta kecemasan di kalangan petugas medis, pasien, dan pengungsi,” ungkap dia.
“Ini adalah perang melawan rumah sakit dan perang melawan seluruh warga negara (Palestina)” tambah dia.
Baca juga: Roket Israel Sasar Area Dekat RS Indonesia di Gaza, Kemlu Pastikan 3 WNI Relawan MER-C Selamat