TRIBUNNEWS.COM - Anak-anak SD di China memanfaatkan kamar mandi atau toilet sebagai sarana bersosialisasi dengan teman-teman karena bermain di luar kelas tidak lagi diperbolehkan.
Dilaporkan SCMP, jam istirahat terutama untuk bermain di ruang terbuka, dihapus karena banyaknya keluhan dari orang tua murid.
Orang tua murid mengeluh anak-anak mereka terjatuh atau terluka saat bermain dengan teman-temannya.
Beberapa sekolah memiliki peraturan ketat saat jeda antar pelajaran.
Murid-murid dilarang bermain di lorong, bersuara gaduh, atau bermain di luar kelas.
Siswa pada dasarnya hanya boleh minum air putih atau menggunakan toilet saat jam istirahat.
Baca juga: Siswa SD di China Tak Sengaja Gores Mobil Tetangga, Tulis Permintaan Maaf dan Mau Bertanggung Jawab
Pembatasan seperti itu perlahan menjadi hal yang lumrah di seluruh SD di China.
Beberapa sekolah bahkan menerapkan sistem poin agar siswanya tetap diam saat jam istirahat.
Siswa yang paling diam akan diberi hadiah atau penghargaan sementara siswa yang membangkang akan mendapat hukuman.
Poin-poin itu nantinya akan memengaruhi penilaian per kelas di akhir tahun.
Seorang guru dari Provinsi Shandong, bermarga Zhang, berkata kepada media lokal Jiupai News bahwa bermain di luar dapat memicu insiden yang pada akhirnya membuat orang tua mengajukan komplain terhadap pihak sekolah.
Namun, beberapa orang tua berpendapat tidak diperbolehkannya anak-anak main saat jam istirahat, dapat memengaruhi fisik dan jiwa sosial anak-anak mereka.
Orang tua mendesak pihak sekolah untuk mencari alternatif lain agar anak-anak bisa saling berinteraksi dan melepas lelah.
Banyak siswa SD kemudian memanfaatkan toilet untuk bertemu dengan teman-temannya.
Sebab, toilet menjadi satu-satunya tempat yang dirasa bebas dari semua peraturan dan pembatasan sekolah.
Toilet pun menjadi tempat sosial "tidak resmi" di mana para siswa dapat mengobrol atau bertukar makanan.
Baca juga: Pria di China Sukses Turunkan Berat Badan 50 kg, Syok Lihat Tetangganya yang Obesitas Terkena Stroke
Xiaolin, seorang ibu dari distrik Haidian di Beijing, mengaku bingung saat melihat jajanan yang tidak ia kenal di tas sekolah anaknya.
Anaknya pun mengaku makanan-makanan itu didapat dari teman-temannya.
Putranya berkata, bahwa dia berteman dengan beberapa orang di toilet.
Ia berkata: “Kami tidak diperbolehkan berbicara di kelas, jadi kami berjanji untuk pergi ke toilet bersama-sama."
"Disana kami ngobrol, main game, bahkan bertukar jajanan,” ujarnya.
Namun, sekolah-sekolah mengambil tindakan lagi untuk mencegah tren baru ini.
Menurut ifeng.com, Zitian, seorang siswa Sekolah Dasar Tiga, mengatakan kepada orang tuanya bahwa dia ditunjuk sebagai “direktur toilet anak laki-laki”.
Ia ditugaskan untuk menangkap murid laki-laki yang terus mengobrol setelah selesai menggunakan toilet.
Ketatnya aturan ini mengejutkan banyak orang di media sosial dan membuat mereka khawatir.
Mereka bersimpati dengan para siswa dan prihatin dengan dampak dari tidak membiarkan anak-anak bermain seperti anak-anak lain.
Baca juga: Tipu 3 Pria Demi Uang Rp 1,4 M, Wanita di China Sewa Massa untuk Akting Jadi Kerabat
Seseorang berkata: “Dengan alasan mengutamakan keselamatan, siswa tidak diperbolehkan bergerak, berlari, atau bermain-main."
"Mereka duduk dari pagi hingga sore hari."
"Akan mengherankan jika mereka tidak bosan belajar.”
“Bahkan dengan dilarangnya istirahat 10 menit, siapa yang masih ingin menjadi siswa sekolah dasar?" kata yang lain.
“Pergi ke toilet menjadi saat yang paling membahagiakan bagi siswa sekolah dasar."
"Realitas benar-benar menjadi tidak nyata,” kata yang ketiga.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)