Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak memecat Suella Braverman dari jabatan Menteri Dalam Negeri.
Pemecatan ini menyusul kritik Braverman yang dimuat dalam surat kabar menuduh polisi terlalu lemah mengatasi pengunjuk rasa pro Palestina di Inggris.
Braverman diketahui merupakan sosok yang vokal dan kerap melontarkan mengkritik keras terhadap imigrasi dan sering terlibat dalam isu perang budaya.
Baca juga: Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman Dicopot dari Jabatan, Buntut Komentar Soal Palestina
Dikutip dari Al Jazeera pada Senin (13/11/2023) kecaman terhadap Braverman pun memuncak setelah dirinya pada pekan lalu menulis artikel surat kabar yang menuduh polisi bias terhadap kelompok sayap kiri.
Pernyataan keras dari Braverman ini yang kemudian memicu ketegangan atas aksi unjuk rasa perang Israel di Gaza. Ketegangan ini mendorong seruan Braverman segera dipecat.
Usai pemecatannya, Braverman menyatakan bakal lebih berbicara banyak terkait apa yang sebelumnya ia suarakan.
Baca juga: Bantuan Masyarakat Indonesia ke Palestina Terus Mengalir, 1.000 Porsi Makanan untuk Warga Gaza
"Saya akan menyampaikan lebih banyak hal pada waktunya nanti," kata Braverman.
Posisi Braverman digantikan oleh James Cleverly yang sebelumnya menjabat Menteri Luar Negeri. Sementara posisi Cleverly yang kosong diisi oleh mantan Perdana Menteri David Cameron.
Penunjukkan Cameron ini menjadi kejutan. Pria berusia 57 tahun ini menjabat PM Inggris pada tahun 2010-2016 dan mundur setelah referendum Brexit ketika Inggris memutuskan meninggalkan Uni Eropa.
Atas pengangkatan ini, Cameron berharap pengalamannya sebagai Perdana Menteri dapat membantu menghadapi tantangan internasional seperti sekarang.