Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, DUBAI – Seorang dokter bedah bernama Ahmed El Mokhallalati yang sedang bertugas di rumah sakit Al-Shifa di Gaza memberikan gambaran terkait situasi mengerikan saat Israel mengepung rumah sakit tersebut.
Dokter itu mengatakan sejumlah staf medis memilih untuk menjauh dari jendela demi keselamatan mereka ketika pasukan Israel mulai menyerbu kompleks tersebut.
"Pemboman dan penembakan di sekitar rumah sakit dan di dalam rumah sakit benar-benar mengerikan, Anda bisa merasakan bahwa lokasinya sangat dekat dengan Anda. Kami juga menyadari tank-tank tersebut bergerak di sekitar rumah sakit," ujar dokter Mokhallalati dalam sebuah wawancara dengan Reuters.
Baca juga: Biarkan Genosida di Gaza, Biden dan Dua Menterinya Digugat Kelompok HAM AS
"Mereka (militer Israel) hanya parkir di depan unit gawat darurat rumah sakit. Segala jenis senjata digunakan di sekitar rumah sakit dan mereka menargetkan rumah sakit secara langsung,” imbuhnya.
Sebelumnya, militer Israel mengatakan pihaknya melancarkan serangan itu karena Hamas memiliki pusat komando di bawah rumah sakit dan menggunakan terowongan yang terhubung untuk menyandera, sebuah tuduhan yang dibantah oleh dokter Mokhallalati.
“Kami tahu ini bohong,” kata dokter Mokhallalati.
Saat Mokhallalati menggambarkan bahaya yang akan terjadi dan kondisi yang memburuk di rumah sakit, terjadi baku tembak yang terdengar sebanyak dua kali.
"Salah satu kamar pasien menjadi sasaran. Ada tembok utuh. Tidak ada yang terluka tapi semua orang ketakutan," katanya.
Seruan global untuk gencatan senjata kemanusiaan telah meningkat dalam beberapa hari terakhir, dan nasib rumah sakit Al Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza telah menjadi fokus kekhawatiran internasional karena kondisi fasilitas tersebut yang semakin memburuk.