“Pasien, wanita dan anak-anak ketakutan,” katanya kepada AP melalui telepon pada hari Rabu.
Militer mengatakan pasukannya membunuh empat militan di luar rumah sakit pada awal operasi, namun selama pertempuran berhari-hari tidak ada laporan mengenai militan yang melepaskan tembakan dari dalam Rumah Sakit Al-Shifa.
Juga tidak ada laporan adanya pertempuran di dalam rumah sakit setelah pasukan Israel masuk.
Pihak militer mengatakan pihaknya melakukan “operasi yang tepat dan tepat sasaran” di area tertentu di rumah sakit tersebut, dan tentaranya didampingi oleh tim medis yang membawa inkubator dan perlengkapan lainnya.
Pada suatu waktu, puluhan ribu warga Palestina yang melarikan diri dari pemboman Israel berlindung di Shifa, namun sebagian besar meninggalkan tempat tersebut dalam beberapa hari terakhir karena pertempuran semakin dekat.
Nasib bayi prematur di rumah sakit menjadi perhatian khusus.
Kementerian Kesehatan mengatakan 40 pasien, termasuk tiga bayi, telah meninggal sejak generator darurat Shifa kehabisan bahan bakar pada Sabtu pekan lalu.
Belum ada informasi langsung mengenai kondisi 36 bayi lainnya, yang menurut kementerian sebelumnya berisiko meninggal karena tidak ada listrik untuk inkubator.
Kini Mau Invasi ke Gaza Selatan
Selebaran tersebut, yang dijatuhkan di wilayah timur kota selatan Khan Younis, memperingatkan warga sipil untuk mengungsi dari daerah tersebut.
Ultimatum itu mengatakan siapa pun yang berada di sekitar militan atau posisi mereka “membahayakan nyawanya.”
Selebaran serupa juga dijatuhkan di Gaza utara selama berminggu-minggu menjelang invasi darat ke wilayah yang kini porak-poranda karena bombardemen.
Jika pasukan Israel bergerak ke selatan, tidak jelas ke mana penduduk Gaza dapat mengungsi, karena Mesir menolak mengizinkan perpindahan massal ke wilayahnya.
(oln/AN/*)