Bangunan itu kemudian diubah menjadi rumah sakit menjelang akhir masa pendudukan Inggris.
Pada tahun 1953 hingga 1967, ketika Gaza berada di bawah pemerintahan Mesir, RS itu diperbesar.
Adapun ketika menduduki Gaza saat Perang Enam Hari tahun 1967, Israel memperluas lagi RS itu.
Dengan bantuan AS, Israel pada tahun 1980-an melakukan perbaikan besar-besaran. Sejumlah arsitek Israel, misalnya Gershon Zippor, Teddy, dan Bena Kaplan, dikerahkan guna memodernkan RS itu.
RS itu memiliki enam lantai dan luas kompleknya mencapapai 12,5 hektare.
Dilaporkan ada pembangunan “ruang operasi bawah tanah yang aman dan jaringan terowongan” di bawah Bangunan Nomor 2 tahun 1983.
Di samping itu, dilaporkan ada pembangunan “lantai beton besar di bawah tanah” yang berada di RS itu pada masa yang sama.
Baca juga: Truk Muatan Besar Tak Dapat Masuk Gaza, Martin Griffiths Desak Israel Buka Perbatasan Kerem Shalom
Ada pula laporan yang mengindikasikan bahwa fasilitas bawah tanah di sana digunakan sebagai tempat laundry dan berbagai kantor administatif.
Adapun Zippor yang menjadi salah satu arsitek yang menangani proyek Al-Shifa juga pernah menangani fasilitas militer bawah tanah.
Hamas sendiri dilaporkan mengetahui fasilitas bawah tanah tersembunyi di Al-Shifa.
Pada tahun 2014 sebuah media Israel melaporkan bahwa putra Zippor, Barak, pernah membuat klaim tentang RS itu.
Klaimnya ialah seorang kontraktor Israel pernah mempekerjakan Hamas sebagai “perusahaan keamanan” untuk RS itu pada tahun 1980-an.
Haaretz, salah satu media Israel, pada tahun 2009 buka suara mengenai kemungkinan penggunaan fasilitas itu oleh Hamas setelah Israel menarik diri dari Gaza tahun 2005.
Media itu mengeluarkan laporan yang mengutip narasumber orang Palestina.