IRGC mengawasi program rudal balistik Iran, yang dianggap oleh para ahli sebagai program nuklir yang terbesar di Timur Tengah.
Garda Revolusi itu pernah menggunakan rudal tersebut untuk menyerang militan Muslim Sunni di Suriah dan kelompok oposisi Kurdi Iran di Irak utara.
Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan Arab Saudi menyalahkan Iran atas serangan rudal dan drone pada tahun 2019 yang melumpuhkan fasilitas pemrosesan minyak terbesar dunia di Arab Saudi.
Tetapi Iran membantah terlibat dalam serangan itu.
Mantan Presiden AS Donald Trump menyebut program rudal Iran sebagai salah satu poin yang tidak dibahas dalam perjanjian nuklir tahun 2015 dengan negara-negara besar.
Garda Revolusi memiliki perangkat keras dan kemampuan tempur konvensional yang luas yang ditunjukkan dalam keterlibatan mereka dalam konflik di Suriah dan Irak.
Baca juga: Komandan Pasukan Elite Quds Korps Garda Revolusi Iran Ada di Lebanon, Hizbullah Libas Pasukan Israel
Posisi IRGC dalam sistem politik Iran
Sejumlah mantan perwira Garda Revolusi menduduki posisi penting dalam pemerintahan Iran, mulai dari pemerintahan hingga parlemen.
Sebagian besar kabinet Presiden Ebrahim Raisi adalah mantan perwira IRGC.
Mandat IRGC untuk melindungi nilai-nilai revolusioner telah mendorong mereka untuk bersuara ketika mereka merasa sistem tersebut terancam.
Bagaimana dengan ketertarikan IRGC terhadap bisnis?
Setelah perang Irak tahun 1980-an, IRGC menjadi sangat terlibat dalam rekonstruksi Iran.
IRGC memperluas kepentingan ekonominya hingga mencakup jaringan bisnis yang luas, mulai dari proyek minyak dan gas hingga konstruksi dan telekomunikasi.
Kepentingan bisnisnya dilaporkan bernilai miliaran dolar.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)