TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Israel tampaknya berniat meminta bantuan pembuat spyware kontroversial NSO Group untuk melacak sandera Hamas, menurut sumber yang mengetahui langsung operasi NSO, dilansir Axios.
Padahal, NSO saat ini mendapat kecaman karena menyediakan teknologi pengawasan kepada pemerintah Israel yang kemudian disalahgunakan.
Teknologi itu digunakan untuk memata-matai jurnalis, pembangkang, dan aktivis hak asasi manusia.
NSO juga kerap melakukan lobi di Amerika Serikat agar teknologinya itu dihapus dari daftar hitam perdagangan AS.
Menurut sumber yang terhubung dengan NSO, beberapa lembaga Israel kemungkinan menggunakan Pegasus, malware “zero-click” yang dapat menyelinap ke perangkat target tanpa disadari.
Malware itu nantinya akan melacak orang-orang yang diculik, serta orang-orang yang menghilang setelah serangan Hamas.
Baca juga: Korps Garda Revolusi Iran Tunggu Aba-aba Khamenei untuk Berperang di Gaza, tapi Harapkan Jalan Lain
Pegasus dapat digunakan untuk memanfaatkan sinyal ponsel untuk memeriksa siapa saja yang berada di lapangan selama serangan Hamas pada 7 Oktober.
Pergerakan sinyal seluler tersebut juga dapat dipantau sebelum dan sesudah serangan, kata sumber tersebut, yang meminta identitasnya dirahasiakan.
NSO juga telah membentuk "ruang perang" dengan perusahaan serupa lainnya dan mantan karyawan NSO untuk melacak dan membuka kunci ponsel milik orang-orang yang terbunuh atau hilang, serta milik militan.
“Bukan tujuan kami melakukan hal ini, tapi saya pikir orang-orang dari pemerintah – baik di Israel maupun di luar Israel – dan masyarakat sekarang lebih memahami nilai dari alat-alat semacam ini dan mengapa mereka dibutuhkan," kata sumber itu kepada Axios.
Tetapi sumber tersebut mengatakan mereka tidak tahu apakah pemerintah Israel mempunyai pengamanan untuk memastikan teknologi tersebut tidak digunakan untuk memata-matai seluruh penduduk Palestina.
Laporan baru-baru ini menunjukkan bahwa Pegasus telah digunakan untuk memata-matai aktivis hak asasi manusia Palestina pada tahun 2021.
Kelompok tak dikenal Israel lainnya juga menggunakan Pegasus untuk memata-matai puluhan reporter Al Jazeera pada tahun 2020.
Badan-badan Israel dapat memutuskan sendiri bagaimana mereka menggunakan Pegasus atau alat pengawasan lainnya, kata sumber itu.