Anak Buah Netanyahu: Bakar Gaza Sekarang! Kita Terlalu Manusiawi
TRIBUNNEWS.COM - Seorang anggota parlemen senior di Israel dilaporkan menyerukan militer Israel untuk “membakar” Gaza.
Seruan itu juga meminta tentara Israel untuk tidak mengizinkan bahan bakar apa pun masuk ke wilayah kantong Palestina kecuali semua sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan.
Komentar itu dilontarkan Nissim Vaturi, wakil ketua Knesset, pada Jumat (17/11/2023).
Baca juga: Israel Bingung dan Ribut Sendiri Soal Gaza, Hamas Masih Bercokol dan Atur Alur Skenario Perang
Seruan ini adalah yang terbaru dari serangkaian pernyataan yang menghasut oleh politisi Israel mengenai perang mematikan dengan Hamas.
Sebelumnya, seorang menteri di kabinet Israel juga meminta militer Israel untuk menjatuhkan bom atom di Gaza yang memicu kecurigaan kalau negara tersebut memiliki hulu ledak nuklir yang disembunyikan.
Baca juga: Israel Bak Kebal Hukum Bantai Gaza, Ini yang Bikin Negara-Negara Arab Cuma Diam, Iran Ikut Mundur?
“Semua kekhawatiran mengenai apakah ada internet di Gaza atau tidak menunjukkan bahwa kita tidak belajar apa pun. Kita terlalu manusiawi,” kata Vaturi, anggota partai Likud pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menulis di Twitter.
“Bakar Gaza sekarang, tidak kurang dari itu! Jangan izinkan bahan bakar masuk, jangan izinkan air masuk sampai para sandera dikembalikan!” katanya.
Menteri Israel Serukan Penggunaan Bom Atom
Awal bulan ini, Netanyahu memberhentikan Menteri Warisan Budaya Amihai Eliyahu dari rapat kabinet setelah dia menyarankan penggunaan senjata nuklir terhadap daerah kantong Palestina.
Hamas menyandera lebih dari 200 orang selama serangannya pada 7 Oktober terhadap Israel, yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Israel menanggapinya dengan melancarkan kampanye pengeboman dan invasi darat ke Gaza.
Israel juga menerapkan blokade hampir total terhadap wilayah kantong Palestina, yang menurut PBB dan kelompok hak asasi manusia hanya memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah sangat buruk di sana.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa 24 pasien di rumah sakit Al-Shifa, fasilitas medis terbesar di wilayah kantong tersebut, meninggal dalam serangan Israel terhadap kompleks tersebut.
IDF menuduh Hamas menggunakan Al-Shifa dan rumah sakit lainnya untuk tujuan militer. Lebih dari 11.000 orang telah tewas di Gaza sejak 7 Oktober, menurut pejabat setempat.
Setelah perdebatan panjang, Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu mengeluarkan resolusi yang menyerukan penghentian kemanusiaan dalam pertempuran tersebut dan “pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera yang ditahan oleh Hamas.”
(oln/RT/*)