TRIBUNNEWS.COM - Dua jurnalis, Sari Mansour dan Hassouneh Saleem, terbunuh dalam serangan Israel di kamp Bureij di Jalur Gaza pada Sabtu (18/11/2023).
Sindikat Jurnalis Palestina (PJS) melaporkan analis politik Mustafa al-Sawwaf juga tewas, bersama beberapa anggota keluarganya dalam serangan udara Israel di rumahnya di Kota Gaza.
PJS menambahkan dua putra al-Sawwaf terluka parah dalam serangan itu.
Mereka adalah Montaser, seorang fotografer kontrak untuk media Anadolu dan Mohammad, yang juga pembuat film.
Dalam rekaman yang beredar di media sosial, PJS dan warga di kamp Bureij mengantarkan kedua jenazah jurnalis tersebut ke pemakaman.
PJS mencatat, jumlah korban tewas jurnalis Palestina oleh tentara Israel sejak 7 Oktober 2023, telah melonjak menjadi 79 orang, ditambah 29 jurnalis yang ditahan oleh Israel.
Baca juga: Israel Bombardir Gaza, Abu Ubaida: Hamas Hilang Kontak dengan Penjaga Sandera
Kematian jurnalis di Jalur Gaza menggarisbawahi pentingnya menjaga kebebasan pers dan menjamin keselamatan jurnalis, yang perannya sebagai saksi mata dan komunikator global.
Berkurangnya jurnalis Palestina di Jalur Gaza memicu kekhawatiran global akan terbungkamnya suara dari pihak Palestina, dikutip dari Anadolu.
Israel Targetkan Kamp Pengungsi
Baca juga: Media Israel: Hamas Tak Berencana Serang Festival Musik 30 Menit usai Luncurkan 5.000 Roket
Selain kamp pengungsi di Bureij, Israel juga menargetkan sejumlah kamp termasuk kamp pengungsi di Jabalia, Khan Yunis, hingga Nuseirat.
Setidaknya 15 warga Palestina tewas dalam serangan Israel terhadap Khan Younis di Jalur Gaza selatan, serta di kamp pengungsi Nuseirat pada hari Minggu (19/11/2023), menurut laporan media Palestina, WAFA.
"Lima belas warga Palestina tewas, saat fajar pada hari Minggu, setelah pesawat tempur Israel membom dua rumah di kamp Nuseirat dan Khan Yunis di Jalur Gaza,” lapor WAFA.
Setidaknya 13 warga Palestina di kamp Nuseirat tewas, termasuk seorang ibu dan anak, setelah terkena serangan udara Israel di rumah keluarga Zuhd.
Sementara beberapa lainnya terluka, setelah pemboman sebuah rumah keluarga Abu Akar di sekitar Rumah Sakit Eropa di tenggara Khan Yunis.
Hamas Palestina vs Israel
Baca juga: Jerman Kritik Invasi Israel di Tepi Barat, Sindir Arab Tak Bantu Palestina
Serangan Israel di Jalur Gaza terjadi setelah Israel menanggapi serangan terbaru Hamas dalam Operasi Badai Al-Aqsa yang menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Hamas menculik kurang lebih 240 orang di Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.
Sementara itu, serangan balasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 12.300 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Minggu (19/11/2023), dikutip dari Al Jazeera.
Hingga saat ini, Israel masih memblokade total Jalur Gaza dan tidak mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan memasuki Gaza.
Meski masyarakat internasional menyerukan untuk gencatan senjata, Israel masih melakukan pemboman di Jalur Gaza dan tidak mendapat sanksi.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel