Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Pemerintah Jepang berusaha melobi kelompok Houthi Yaman pasca pembajakan kapal kargo Galaxy Leader milik pengusaha Israel yang mereka bajak di Laut Merah pada Minggu (19/11/2023).
Kapal kargo pengangkut kendaraan ini dibajak Houthi Yaman sebagai aksi pembalasan ke Israel yang membombardir Jalur Gaza dan menewaskan 13 ribu warga sipil. Kapal ini dioperasikan oleh perusahaan pelayaran Nippon Yusen alias NYK Line.
Houthi Yaman melakukan pembajakan ketika kapal yang dioperasikan Jepang tersebut sedang menuju India dari Turki. Mereka awalnya menganggap kapal tersebut dioperasikan oleh Israel.
Pemerintah Jepang menyatakan mengutuk keras atas penyitaan kapal kargo tersebut dan Tokyo telah mendesak negara-negara lain, termasuk Iran, Arab Saudi, dan Oman untuk ikut serta dalam membujuk pemberontak agar segera melepaskan kapal dan sanderanya.
“Pemerintah kami akan terus mengambil tindakan yang diperlukan melalui kerja sama dengan negara-negara terkait sambil mempertimbangkan situasi,” ujar Yoko Kamikawa, Menteri Luar Negeri Jepang dalam sebuah pernyataan, Senin (20/11/2023).
Konsekuensi Maritim
Israel dengan cepat menyalahkan serangan tersebut sebagai “aksi terorisme Iran”, dan mengatakan serangan tersebut akan berdampak pada keamanan maritim internasional.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani membantah keterlibatan pihaknya dalam penyitaan kapal tersebut, yang diklaim Israel sebagai milik Inggris dan dioperasikan Jepang.
Baca juga: Houthi Yaman Masih Tahan Kapal Kargo Israel, Netanyahu Bantah Klaim Sebagai Pemilik
Sementara itu, juru bicara militer Houthi Yaman Yahya Saree mengatakan pihaknya ingin Israel segera mengakhiri agresi di Gaza untuk meredam kekhawatiran keamanan dan stabilitas regional.
Baca juga: Warga Palestina Sulit Salat Jumat di Masjid Al Aqsa Sejak Meletus Perang Hamas-Israel 7 Oktober 2023
Houthi sendiri telah melancarkan beberapa serangan rudal dan drone terhadap Israel sejak 7 Oktober 2023. Pekan lalu, kelompok yang bersekutu dengan Iran tersebut mengatakan mereka dapat menargetkan kapal-kapal Israel di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandeb.