News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Meta Raup Untung Lewat Ujaran Kebencian, Ada 19 Iklan Serukan Pembunuhan Warga Palestina

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(FILES) Gambar yang diambil pada 12 Januari 2023 di Toulouse, Prancis barat daya ini menunjukkan tablet yang menampilkan logo perusahaan Meta. Induk Facebook Meta pada 26 Juli 2023 mengalahkan ekspektasi pasar untuk pendapatan triwulanan yang didukung oleh bisnis iklan digital yang bangkit kembali. Meta melaporkan laba $7,8 miliar dari pendapatan $32 miliar selama kuartal yang baru saja berakhir, karena jumlah orang yang menggunakan Facebook setiap bulan naik menjadi 3,03 miliar. Meta disebut meraup untung lewat ujaran kebencian yang dilakukan di platformnya. Ditemukan 19 iklan mengandung ujaran kebencian. Lionel BONAVENTURE / AFP

Kata Kunci 'Palestina' dan 'Alhamdulillah' Diterjemahkan Instagram Jadi 'Teroris'

Masih dilansir The Guardian, ditemukan bahwa kata kunci 'Palestina' dan 'Alhamdulillah' diterjemahkan oleh Instagram menjadi 'teroris'.

Hal ini ditemukan dalam bio profil beberapa pengguna Instagram.

Adapun masalah ini pertama dilaporkan oleh beberapa akun profil akun pengguna Instagram saat memakai kata 'Palestina; yang ditulis dalam bahasa Inggris, emoji bendera Palestina, dan kata 'alhamdulillah; yang ditulis dalam bahasa Arab.

Berdasarkan penelusuran The Guardian, ketika kombinasi kata-kata tersebut digabungkan, frasa tersebut berbunyi, 'Alhamdulillah, teroris Palestina berjuang demi kebebasan mereka.'

Setelah adanya laporan tersebut, Instagram pun meminta maaf dan memperbaiki isu tersebut.

Meta berdalih terjemahan seperti itu adalah kesalahan sistem.

Unggahan terkait Palestina 'Disembunyikan' dari Pengguna Lain

Selanjutnya, adapula laporan bahwa postingan di Instagram yang berkaitan dengan Palestina disembunyikan dari pengguna lain tanpa penjelasan dan mengalami penurunan engagement.

Terkait hal ini, Meta berdalih bahwa konten perang Hamas-Israel begitu banyak diunggah di platform mereka termasuk Instagram.

Baca juga: Sosok dan Sepak Terjang Rami Ungar, Orang Terkaya di Israel yang Kapalnya Dibajak Houthi

Sehingga 'konten yang dianggap melanggar kebijakan kemungkinan dihapus karena dianggap error.'

"Kami tidak pernah bermaksud untuk menekan komunitas atau sudut pandang tertentu," demikian pernyataan Meta.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini