TRIBUNNEWS.COM - Perusahaan induk Facebook, Instagram, WhatsApp hingga Threads, Meta, disebut meraup untung lewat ujaran kebencian yang ditampilkan di platform miliknya.
Dikutip dari Aljazeera, temuan ini diketahui dari investigasi yang dilakukan oleh kelompok penggiat hak-hak digital di Palestina.
Dalam investigasi yang dilakukan, ditemukan Facebook memasang iklan bertarget dan berisi seruan pembunuhan individu dan pengusiran paksa terhadap warga Palestina dari Tepi Barat yang diduduki oleh Yordania.
Secara lebih rinci, kelompok tersebut menemukan setidaknya 19 iklan yang mengandung ujaran kebencian dan hasutan dalam bahasa Ibrani terhadap orang Arab dan Palestina dalam konteks perang Hamas-Israel di Gaza.
"Iklan yang disetujui tersebut mencakup seruan untuk memusnahkan Gaza, perempuan, anak-anak dan orang lanjut usia dan kalimat-kalimat menghasut lainnya yang secara eksplisit menyerukan pembunuhan warga Palestina, membakar seluruh Gaza, mendeportasi orang-orang, dan melaksanakan Nakba kedua," demikian temuan kelompok tersebut.
Baca juga: Israel Setuju Gencatan Senjata, Hamas Gerak Cepat Temui Pimpinan Hizbullah Galang Kekuatan Baru
Sebagai informasi, nakba adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti bencana dan mengacu pada pengungsian dan perampasan warga Palestina dalam perang dengan Israel pada tahun 1948.
Di sisi lain, temuan semacam ini telah terjadi di awal November 2023 lalu seperti bos Meta, Mark Zuckerberg mengutuk serangan Hamas ke Israel hingga unggahan berbau Palestina disembunyikan dari pengguna lain di Instagram.
Mark Zuckerberg Kutuk Serangan Hamas, Israel Terima Kasih
Hal semacam ini juga pernah ditemukan pada awal November 2023 lalu.
Dikutip dari NDTV, bos Meta, Mark Zuckerberg secara terbuka mengutuk serangan Hamas ke Israel tetapi tidak melakukan hal serupa ketika Israel menyerang warga sipil hingga rumah sakit di Gaza.
Bahkan Mark menuding serangan Hamas ke Israel layaknya serangan teroris.
Adapun pernyataan Mark itu disampaikan lewat Instagram Story di akun pribadinya.
"Serangan teroris yang dilakukan oleh Hamas adalah kejahatan murni. Tidak pernah ada pembenaran untuk melakukan tindakan terorisme terhadap orang-orang yang tidka bersalah."
"Penderitaan yang meluas yang diakibatkannya sangat menghancurkan. Fokus saya tetap pada keselamatan karyawan kami dan keluarga mereka di Israel dan wilayah ini," tulis Mark.