Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM – Pemerintah Israel mengonfirmasi pembebasan sandera yang disertai gencatan senjata dengan militan Palestina Hamas tidak akan terjadi sebelum Jumat (24/11/2023).
Hal itu dikarenakan perjanjian tersebut tidak ditandatangani oleh Hamas dan mediator Qatar. Meski begitu, Israel tetap optimis perjanjian itu akan dilaksanakan ketika ditandatangani.
“Negosiasi untuk pembebasan tawanan kami mengalami kemajuan dan terus berlanjut,” kata Tzachi Hanegbi, Penasihat Keamanan Nasional Israel dalam sebuah pernyataan, Rabu (22/11/2023).
“Permulaan pembebasan sandera akan dilakukan sesuai kesepakatan awal dan tidak sebelum hari Jumat,” sambungnya.
Sebagaimana diketahui, Israel dan Hamas pada Rabu (22/11/2023) pagi sepakat untuk melakukan gencatan senjata di Gaza setidaknya selama empat hari, untuk membiarkan bantuan masuk dan membebaskan sedikitnya 50 orang yang disandera oleh militan di daerah kantong Palestina dengan imbalan setidaknya 150 warga Palestina yang dipenjara di Israel.
Gencatan senjata pertama dalam perang yang telah berlangsung hampir tujuh minggu, yang dicapai setelah mediasi oleh Qatar, dipuji di seluruh dunia sebagai tanda kemajuan yang dapat meringankan penderitaan warga sipil di Gaza yang dikepung Israel dan memulangkan lebih banyak tawanan Israel.
Israel mengatakan gencatan senjata dapat diperpanjang jika lebih banyak sandera yang dibebaskan, dan sumber Palestina mengatakan sebanyak 100 sandera secara total dapat dibebaskan pada akhir bulan ini.