Pencegahan ini juga terjadi pada keluarga tahanan Palestina, Zeina Abdo di Jabal Mukaber.
Lokasi lain, Israel juga menyita sejumlah makanan dari rumah tahanan Palestina, Amani Al-Hashim di Beit Hanina, ketika keluarganya bersiap membagikan makanan.
"Suami saya dipanggil untuk diinterogasi di Pusat Investigasi Al-Maskobiyya sore ini dan teleponnya dimatikan. Kami belum menerima kabar apapun darinya," kata Sawsan Bakir, ibu dari tahanan Marah Bakir pada Jumat (24/11/2023) sore.
Baca juga: Warga Sambut Tahanan Palestina Bawa Bendera Hamas, Israel Marah: Kamu Bisa Dipenjara Lagi
Israel Beri Syarat sebelum Bebaskan Tahanan Pa;estina
Pengacara Pusat Informasi Wadi Hilweh, Muhammad Mahmoud, mengatakan keluarga tahanan diminta membawa anak perempuannya dari Al-Maskobiyya ke rumah sendirian.
"Beberapa syarat diberlakukan pada masyarakat, termasuk berjanji untuk tidak mengadakan pertemuan atau perayaan, dilarang mengibarkan bendera atau meneriakkan slogan-slogan," kata Muhammad Mahmoud kepada Al-Jazeera.
Muhammad Mahmoud mengatakan tidak menutup kemungkinan untuk mencegah mereka memberikan pernyataan pada pers.
Pembebasan sandera
Baca juga: Di Tengah Gencatan Senjata, Warga Palestina Dihalangi Israel Kembali ke Gaza: Situasinya Buruk
Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata selama 4 hari yang dimulai pada Jumat (24/11/2023) pukul 7 pagi untuk pembebasan 50 sandera dan 150 tahanan.
Pada hari pertama, Hamas membebaskan 24 sandera yang terdiri dari 13 warga Israel, 10 warga Thailand dan 1 warga Filipina.
Sementara Israel membebaskan 39 tahanan Palestina dari penjara pada hari itu.
Pembebasan selanjutnya akan dilakukan selama tiga hari berikutnya, dengan estimasi setidaknya 10-13 sandera per hari.
Hamas Palestina vs Israel
Kesepakatan pembebasan 50 sandera Hamas dan 150 tahanan Palestina di penjara Israel ini menyusul pemboman Israel yang masif di Jalur Gaza.