TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Dua kapal yang mengangkut ratusan pengungsi Rohingya diperkirakan akan tiba di Indonesia dalam beberapa hari ke depan.
Demikian kata lembaga pemantau hak-hak pengungsi Rohingya, Arakan Project.
Gelombang besar kedatangan para pengungsi Rohingya ini didorong oleh memburuknya situasi keamanan di kamp pengungsian Cox's Bazaar, Bangladesh.
Para penyelundup pun disebut memanfaatkan situasi ini dengan menawarkan perjalanan menuju ke Indonesia atau Malaysia.
Direktur Arakan Project Chris Lewa mengatakan banyak pengungsi merasa putus asa dengan situasi keamanan di Cox's Bazaar, Bangladesh, yang kian memburuk.
"Rasa putus asa membuat mereka tidak lagi menargetkan pergi ke Malaysia. Mereka hanya ingin keluar dari pengungsian," kata Lewa kepada BBC News Indonesia.
Situasi itu dimanfaatkan oleh para penyelundup untuk menawarkan perjalanan menuju Indonesia atau Malaysia.
Para pengungsi ini disebut membayar $1.100 (Rp17,1 juta) per orang untuk perjalanan ini.
"Malaysia sudah sangat ketat dengan mendorong mereka kembali ke laut. Akhirnya, mereka selalu tiba di Indonesia. Jadi para penyelundup mengatur rute perjalanan untuk mendarat di Indonesia," jelasnya.
"Ada rumor di kalangan para pengungsi untuk mendapat permukiman kembali di Indonesia atau Malaysia, yang mana itu tidak benar. Saya menduga para penyelundup menyebarkan rumor ini agar lebih banyak yang menggunakan jasa mereka."
Sejak 14 November lalu, Badan PBB yang menangani pengungsi (UNHCR) mencatat bahwa Aceh telah kedatangan 1.075 pengungsi Rohingya yang tiba dalam enam gelombang.
Situasi ini telah diprediksi sejak berbulan-bulan yang lalu oleh Arakan Project, bahkan diperkirakan akan lebih banyak lagi yang datang.
Dua kapal lagi telah berlayar menuju Indonesia