TRIBUNNEWS.COM -- Upaya Uni Eropa (UE) untuk mendanai perang Ukraina mengusir Rusia dianggap hanya sia-sia.
Peperangan yang dilakukan Ukraina dianggap hanya terus mengurangi rakyatnya Volodymyr Zelensky tersebut.
Hal ini diutarakan oleh Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban bahwa strategi Amerika Serikat dan UE bukannya melokalisasi konflik, namun meningkatkannya jadi konflik global.
Baca juga: Rusia Luncurkan 71 Drone Buatan Iran ke Ukraina: Kiev Gelap Gulita Saat Suhu di Bawah Titik Beku
Hongaria adalah anggota NATO yang dikenal vokal dalam penanganan perang Rusia-Ukraina. Bahkan kebijakan negara itu dianggap tak membantu Ukraina.
Ia menjelaskan, bahwa strategi para donatur Ukraina termasuk NATO adalah tentara Ukraina berjuang dan menang di garis depan. Rusia akan kalah dan kekalahan itu akan menciptakan perubahan di Moskow.
Akan tetapi hal itu menurutnya tidak terjadi, justru tentara Ukraina yang dipukul mundur dan Rusia semakin masuk ke dalam wilayah Ukraina.
“Itulah strateginya: Kami membiayai, rakyat Ukraina berjuang dan mati. Namun, di mana kita berada sekarang, jelas bahwa Ukraina tidak akan menang di garis depan.
Tidak ada solusi di medan pertempuran. Rusia tidak akan kalah. Tidak akan ada perubahan politik di Moskow. Inilah kenyataannya,” kata kata Orban pekan lalu di sebuah acara perayaan 90 tahun mingguan konservatif Swiss Weltwoche di Zurich.
Pemimpin Hongaria ini menyebut bahwa Rusia tidak akan kalah dan kebijakannya tidak akan berubah.
"Oleh karena itu, kita harus menghadapi kenyataan. Kita harus beralih ke Rencana B. Sayangnya Uni Eropa tak memiliki rencana seperti itu,” tegas Orban.
Pekan lalu Orban dilaporkan meminta UE mengkaji ulang strateginya, dan memperingatkan bahwa ia akan menentang bantuan lebih lanjut kecuali para pemimpin blok tersebut memastikan tujuan mereka dapat dicapai secara realistis tanpa dukungan AS yang berkelanjutan.
“Dewan Eropa harus melakukan diskusi yang jujur dan terbuka mengenai kelayakan tujuan strategis UE di Ukraina,” tulis Orban dalam suratnya kepada Presiden Dewan Eropa Charles Michel, dikutip dari Politico.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-640, PM Slovakia Anggap Perang Moskow-Kyiv sebagai Konflik Beku
Sejak awal konflik Rusia-Ukraina, PM Hongaria menyerukan solusi yang dinegosiasikan, daripada memperpanjang krisis dan mengambil risiko eskalasi lebih lanjut.
Meskipun ia mengutuk tindakan Moskow, ia masih berulang kali berselisih dengan Brussels (markas NATO), dengan mengatakan bahwa sanksi terhadap Rusia menghancurkan perekonomian Eropa.