TRIBUNNEWS.COM - Relawan Indonesia menceritakan jam-jam terakhir ketika tank-tank Israel mengepung RS Indonesia di Gaza Utara pekan lalu.
Salah satu relawan Indonesia dari Komite Penyelamatan Darurat Medis (MER-C), Fikri Rofiqul Ha,q mengatakan dirinya dan teman-temannya, Reza Aldilla Kurniawan dan Farid Zazabil Al Ayubi memilih untuk tetap tinggal di RS Indonesia sampai militer Israel memaksa mereka pergi.
Haq menceritakan, Israel terus meluncurkan serangan terhadap RS Indonesia saat itu.
“Sebelum kami dievakuasi, serangan semakin parah, jam demi jam,” kata Haq, dikutip dari Al Jazeera.
Ia mengatakan, Israel menembaki RS Indonesia menggunakan 3 tank yang hanya berjarak 50 meter.
“Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri. Ada tiga tank besar sekitar 50 meter dari gedung Rumah Sakit Indonesia," katanya.
Baca juga: PCRS: 100 Truk Bantuan Berisi Makanan, Air, Susu Bayi dan Selimut Masuk Gaza Utara
Israel terus meluncurkan tembakan secara berkala hingga menghancurkan satu-satunya generator yang berfungsi di rumah sakit yang didanai Indonesia.
Selain serangan, Israel juga terus menembaki RS Indonesia hingga menewaskan 12 orang di lantai pertama, kedua dan ketiga gedung tersebut.
"Mereka menembaki rumah sakit secara berkala, yang menimbulkan kerusakan besar. Sekarang RS Indonesia sudah diambil alih sepenuhnya oleh tentara Israel,” jelasnya.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan pada hari Jumat bahwa tembakan Israel pada jam-jam terakhir sebelum jeda menewaskan seorang wanita dan melukai sedikitnya tiga orang lainnya.
Saat ini, ketiga relawan Indonesia telah dievakuasi ke Khan Younis.
Baca juga: PCRS: 100 Truk Bantuan Berisi Makanan, Air, Susu Bayi dan Selimut Masuk Gaza Utara
“Kami dievakuasi melalui jalur yang digunakan Palang Merah Internasional dengan izin tentara Israel," terang Haq.
Namun evakuasi tersebut membutuhkan waktu 3 hari.
Pasalnya, mereka memilih untuk dievakuasi pada hari terakhir dan mendahulukan para korban terlebih dahulu.