Beberapa warga Palestina tiba di Al-Bireh Municipality Square di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel, di mana ribuan warga menunggu mereka, dikutip dari Reuters.
Kekerasan berkobar di Tepi Barat di mana pasukan Israel membunuh tujuh warga Palestina, termasuk dua anak di bawah umur dan setidaknya satu pria bersenjata, pada Sabtu malam dan Minggu pagi, kata petugas medis dan sumber lokal.
Baca juga: Masih Simpan Ratusan Sandera Israel, Hamas Ancam Batalkan Gencatan Senjata Gegara Tembakan IDF
Bahkan sebelum serangan dari Gaza pada 7 Oktober, Tepi Barat telah berada dalam kondisi kerusuhan, dengan meningkatnya serangan tentara Israel, dan kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Israel dalam 18 bulan terakhir.
Lebih dari 200 warga Palestina telah terbunuh di Tepi Barat sejak 7 Oktober, beberapa di antaranya akibat serangan udara Israel.
Pertukaran pada hari Sabtu ini menyusul pembebasan awal 13 sandera Israel, termasuk anak-anak dan orang tua oleh Hamas pada hari sebelumnya sebagai pertukaran atas pembebasan 39 wanita dan remaja Palestina dari penjara Israel.
Keempat warga Thailand yang dibebaskan pada hari Sabtu mengatakan “ingin mandi dan menghubungi kerabat mereka”, kata Perdana Menteri Srettha Thavisin melalui platform media sosial X. Semuanya aman dan menunjukkan sedikit efek buruk, katanya.
“Saya sangat bahagia, saya sangat senang, saya tidak bisa menggambarkan perasaan saya sama sekali,” kata Thongkoon Onkaew melalui telepon setelah berita pembebasan putranya Natthaporn, 26, satu-satunya pencari nafkah keluarga seperti dikutip Reuters.
Baca juga: Gencatan Senjata Hari ke-2, Hamas akan Kembali Bebaskan 13 Sandera, Israel Terima Daftar Nama
Israel Langgar Kesepakatan, Hamas Sempat Tunda Pembebasan Sandera
Kesepakatan itu berisiko gagal ketika Hamas mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya menunda pembebasan sampai Israel memenuhi semua persyaratan gencatan senjata, termasuk berkomitmen untuk membiarkan truk bantuan masuk ke Gaza utara.
Menyelamatkan kesepakatan itu membutuhkan satu hari diplomasi yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir, yang juga diikuti oleh Presiden AS Biden.
Brigade Al-Qassam juga mengatakan Israel telah gagal menghormati persyaratan pembebasan tahanan Palestina yang memperhitungkan lamanya mereka ditahan.
COGAT, badan Israel untuk koordinasi sipil dengan Palestina, menuduh Hamas sendiri menunda truk yang mencoba mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza utara di sebuah pos pemeriksaan.
Hari Sabtu juga merupakan jam penantian bagi keluarga para sandera, sebagian dari kegembiraan mereka diredam oleh berlanjutnya penahanan sandera lainnya.
(Sumber: Reuters, AFP, dan lain-lain)