Hamas dan Israel Bebaskan Sandera dan Tahanan, Bocah Perempuan Usia 4 Tahun dari AS Ikut Dibebaskan
TRIBUNNEWS.COM- Para pejuang Hamas dan Israel membebaskan tahanan dan tawanan mereka, bocah perempuan berusia 4 tahun dari Amerika Serikat juga ikut dibebaskan dalam pertukaran sandera hari ketiga.
Dalam pertukaran gelombang ketiga ini, Hamas membebaskan 17 sandera yang ditahan di Gaza, termasuk bocah perempuan Amerika berusia empat tahun, pada Minggu (26 November 2023).
Sementara Israel juga membebaskan tahanan pada hari ketiga gencatan senjata mereka. Komite Palang Merah Internasional menyatakan telah berhasil memindahkan 17 sandera dari Gaza.
Hamas mengatakan pihaknya telah menyerahkan 13 warga Israel, tiga warga Thailand, dan satu warga negara Rusia.
Dikutip dari Reuters, dilihat dari tayangan TV Reuters menunjukkan warga Palestina dibebaskan dari penjara Israel pada hari Minggu.
Israel membebaskan 39 tahanan Palestina lainnya seperti pada hari-hari sebelumnya dalam gencatan senjata.
Baca juga: Hamas Bebaskan 17 Sandera di Hari Ketiga Gencatan Senjata, Termasuk 1 Warga Negara Rusia
Para pejuang Hamas menyatakan ingin memperpanjang hari gencatan senjata jika ada upaya serius untuk meningkatkan jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengatakan dia berharap jeda dalam pertempuran dapat berlanjut selama para tahanan dibebaskan.
Dia berharap lebih banyak orang Amerika akan dibebaskan oleh Hamas meskipun dia tidak mendapat kabar pasti.
Biden mengatakan sandera berusia 4 tahun itu bernama Abigail Edan. “Apa yang dia alami sungguh tidak terpikirkan,” kata Biden pada konferensi pers di AS
Jumlah warga Palestina yang meninggal akibat serangan Israel di Jalur Gaza mencapai sedikitnya 14.854 orang. Termasuk 6.150 anak-anak Gaza telah tewas. 36 ribu orang lainnya luka-luka. Jumlah korban meninggal di Israel sebanyak 1.200 orang.
Baca juga: Hamas Bebaskan 13 Sandera Israel dan 4 Warga Thailand, 39 Tahanan Palestina Kembali ke Keluarganya
Gencatan senjata selama empat hari tersebut merupakan penghentian pertama pertempuran dalam tujuh minggu.
selama serangan tujuh minggu itu, Israel telah membombardir Gaza dan melancarkan serangan darat di utara.
Sekitar 14.800 warga Palestina telah terbunuh, kata otoritas kesehatan Gaza, dan ratusan ribu lainnya mengungsi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu bertemu dengan pasukan keamanan di Jalur Gaza.
Dia juga mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Biden tentang pembebasan sandera tersebut, dan menambahkan bahwa dia akan menyambut baik perpanjangan gencatan senjata sementara jika itu berarti bahwa setiap hari tambahannya, 10 sandera akan dibebaskan.
Namun Netanyahu mengatakan dia juga mengatakan kepada Biden bahwa, pada akhir gencatan senjata,
“kami akan kembali dengan kekuatan penuh untuk mencapai tujuan kami: melenyapkan Hamas, memastikan bahwa Gaza kembali seperti semula; dan tentu saja pembebasan semua sandera kita." kata Netanyahu.
Baca juga: Populer Internasional: Hari Kedua Pertukaran Sandera Hamas-Israel - Rudal Burkan Kebal Iron Dome
Petani Jadi Sasaran Militer Israel di Gaza
Gencatan senjata tidak menjadi hari yang aman bagi warga Palestina.
Pembunuhan seorang petani Palestina di Jalur Gaza tengah sebelumnya menambah kekhawatiran atas rapuhnya gencatan senjata.
Petani itu terbunuh ketika menjadi sasaran pasukan Israel di sebelah timur kamp pengungsi Maghazi yang telah lama berdiri di Gaza, kata Bulan Sabit Merah Palestina.
Sayap bersenjata Hamas juga mengatakan pada hari Minggu bahwa empat komandan militernya di Jalur Gaza telah tewas, termasuk komandan brigade Gaza Utara, Ahmad Al Ghandour. Tidak disebutkan kapan mereka dibunuh.
Qatar, Mesir dan Amerika Serikat mendesak agar gencatan senjata diperpanjang setelah hari Senin, namun belum jelas apakah hal itu akan terjadi.
Israel mengatakan gencatan senjata dapat diperpanjang jika Hamas terus membebaskan setidaknya 10 sandera setiap hari. Sumber Palestina mengatakan hingga 100 sandera bisa dibebaskan.
Baca juga: Hari Kedua Pertukaran Sandera: Hamas Bebaskan 14 Sandera Israel, Ditukar dengan 42 Warga Palestina
Kekerasan di Tepi Barat
Enam dari 13 warga Israel yang dibebaskan pada hari Sabtu adalah perempuan dan tujuh lainnya adalah remaja atau anak-anak.
Yang termuda adalah Yahel Shoham yang berusia tiga tahun, dibebaskan bersama ibu dan saudara laki-lakinya, meskipun ayahnya masih menjadi sandera.
Israel membebaskan 39 warga Palestina, enam wanita dan 33 remaja, dari dua penjara, kata kantor berita Palestina WAFA.
Beberapa warga Palestina tiba di Al-Bireh Municipality Square di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel, di mana ribuan warga menunggu mereka, dikutip dari Reuters.
Kekerasan berkobar di Tepi Barat di mana pasukan Israel membunuh tujuh warga Palestina, termasuk dua anak di bawah umur dan setidaknya satu pria bersenjata, pada Sabtu malam dan Minggu pagi, kata petugas medis dan sumber lokal.
Baca juga: Masih Simpan Ratusan Sandera Israel, Hamas Ancam Batalkan Gencatan Senjata Gegara Tembakan IDF
Bahkan sebelum serangan dari Gaza pada 7 Oktober, Tepi Barat telah berada dalam kondisi kerusuhan, dengan meningkatnya serangan tentara Israel, dan kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Israel dalam 18 bulan terakhir.
Lebih dari 200 warga Palestina telah terbunuh di Tepi Barat sejak 7 Oktober, beberapa di antaranya akibat serangan udara Israel.
Pertukaran pada hari Sabtu ini menyusul pembebasan awal 13 sandera Israel, termasuk anak-anak dan orang tua oleh Hamas pada hari sebelumnya sebagai pertukaran atas pembebasan 39 wanita dan remaja Palestina dari penjara Israel.
Keempat warga Thailand yang dibebaskan pada hari Sabtu mengatakan “ingin mandi dan menghubungi kerabat mereka”, kata Perdana Menteri Srettha Thavisin melalui platform media sosial X. Semuanya aman dan menunjukkan sedikit efek buruk, katanya.
“Saya sangat bahagia, saya sangat senang, saya tidak bisa menggambarkan perasaan saya sama sekali,” kata Thongkoon Onkaew melalui telepon setelah berita pembebasan putranya Natthaporn, 26, satu-satunya pencari nafkah keluarga seperti dikutip Reuters.
Baca juga: Gencatan Senjata Hari ke-2, Hamas akan Kembali Bebaskan 13 Sandera, Israel Terima Daftar Nama
Israel Langgar Kesepakatan, Hamas Sempat Tunda Pembebasan Sandera
Kesepakatan itu berisiko gagal ketika Hamas mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya menunda pembebasan sampai Israel memenuhi semua persyaratan gencatan senjata, termasuk berkomitmen untuk membiarkan truk bantuan masuk ke Gaza utara.
Menyelamatkan kesepakatan itu membutuhkan satu hari diplomasi yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir, yang juga diikuti oleh Presiden AS Biden.
Brigade Al-Qassam juga mengatakan Israel telah gagal menghormati persyaratan pembebasan tahanan Palestina yang memperhitungkan lamanya mereka ditahan.
COGAT, badan Israel untuk koordinasi sipil dengan Palestina, menuduh Hamas sendiri menunda truk yang mencoba mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza utara di sebuah pos pemeriksaan.
Hari Sabtu juga merupakan jam penantian bagi keluarga para sandera, sebagian dari kegembiraan mereka diredam oleh berlanjutnya penahanan sandera lainnya.
(Sumber: Reuters, AFP, dan lain-lain)