TRIBUNNEWS.COM - Badai dahsyat melanda wilayah Laut Hitam hingga membanjiri jalan-jalan, menumbangkan pohon-pohon dan merobohkan jaringan listrik di wilayah Krimea, Rusia dan Ukraina.
Cerobong asap pembangkit listrik dan pemanas setinggi 110 meter (360 kaki) runtuh di kota pelabuhan Odesa, Ukraina, pada Minggu malam, dikutip dari Al Jazeera.
Ini menambah kerugian infrastruktur energi Ukraina yang telah mengalami kerusakan parah akibat kampanye militer Moskow yang menargetkan jaringan listrik Ukraina.
Meskipun pasokan pemanas telah pulih setelah pembangkit listrik di Odessa ditutup selama beberapa jam karena fluktuasi listrik.
Badai ini menyebabkan lebih dari 2.000 kota dan desa tanpa aliran listrik pada Minggu Malam dan Senin pagi di 16 wilayah Ukraina.
Termasuk Odesa, Mykolaiv dan wilayah pedalaman di Kyiv.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-643: Badai Dahsyat Melanda Rusia, Ukraina dan Moldova
Aliran listrik terputus karena pohon-pohon tumbang, kabel listrik putus dan gardu listrik mati.
Kementerian Energi Ukraina mengatakan, hampir 150.000 rumah tangga di wilayah tersebut tidak mendapatkan aliran listrik.
Sementara Rusia mengatakan, angin topan dan banjir besar telah menyebabkan sekitar 1,9 juta orang kehilangan aliran listrik di wilayah selatan, dikutip dari BBC.
Kementerian Energi Rusia mengatakan, wilayah yang terkena dampak paling parah adalah Dagestan, Krasnodar dan Rostov, serta Donetsk, Luhansk, Kherson, Zaporizhzhia dan Krimea di Ukraina.
Di Pelabuhan Sochi, Laut Hitam Rusia, gelombang besar terlihat menerjang pinggir laut kota tersebut.
Dekat kota Anapa, juga di pantai Laut Hitam Rusia, sebuah kapal kargo dengan 21 awak tenggelam.
Kepala dinas meteorologi nasional Rusia mengatakan badai yang melanda Krimea adalah yang paling kuat sejak pencatatan dimulai.
Baca juga: Danilov Bantah Ada Agen Rusia Menyusup di Badan Intelijen Ukraina
3 Orang Meninggal Dunia
Media lokal melaporkan, 3 orang tewas akibat badai tersebut.
Satu orang tewas di kota resor Sochi, satu lagi di Semenanjung Krimea yang dikuasai Rusia, dan satu orang lagi berada di kapal di Selat Kerch, yang memisahkan Krimea dari daratan Rusia.
Gubernur Krimea yang ditunjuk Moskow mengumumkan keadaan darurat dan ratusan orang dievakuasi.
Dalam video yang beredar, gelombang besar menyapu pinggir laut di Sochi dan menyapu mobil.
Di kota pelabuhan Sevastopol, Krimea, sebuah akuarium terendam banjir dan hampir 800 ikan eksotik, termasuk tombak dan piranha, mati karena sengatan panas.
Keadaan darurat kini diberlakukan di beberapa kota di Krimea.
Kepala dinas meteorologi nasional Rusia, Roman Vilfand mengatakan badai serupa melanda wilayah tersebut pada November 1854 selama Perang Krimea.
Saat itu, badai ini menyebabkan sedikitnya 30 kapal tenggelam di lepas pantai Krimea.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)