Bagi 2,3 juta penduduk Gaza, setengahnya adalah anak-anak, hampir mustahil mendapatkan air minum.
WHO telah mencatat lebih dari 44.000 kasus diare, dikutip dari Al Jazeera.
Sementara 70.000 infeksi saluran pernapasan akut.
Menjelang musim dingin, Badan Kesehatan PBB merasa sangat khawatir jika hujan dan banjir semakin memperburuk situasi yang sudah mengerikan.
Meskipun perjanjian gencatan senjata Israel dan Hamas diperpanjang, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan tidak ada bahan bakar yang tiba untuk generator di rumah sakit di utara wilayah tersebut.
Pejabat PBB Tor Wennesland memperingatkan situasi kemanusiaan masih merupakan bencana besar.
"Hal ini membutuhkan masuknya bantuan dan pasokan tambahan secara mendesak dengan cara yang lancar, dapat diprediksi, dan berkelanjutan untuk meringankan penderitaan warga Palestina yang tak tertahankan di Gaza,” kata koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah.
Wali Kota Gaza Yahya al-Siraj mengatakan, apabila tidak ada bahan bakar, maka wilayah tersebut tidak dapat memompa air bersih dan membersihkan sampah yang berserakan di jalan.
Meskipun begitu, pembersihan rumah sakit Al-Shifa saat ini tetap dilakukan.
"Kami berharap mereka dapat segera melanjutkan aktivitasnya,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Mahmud Hammad.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel