TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Margaret Harrish mengatakan, akan lebih banyak orang bisa meninggal karena penyakit dibandingkan akibat pemboman di Jalur Gaza jika sistem kesehatan di Gaza tidak diperbaiki.
“Pada akhirnya kita akan melihat lebih banyak orang meninggal karena penyakit daripada yang kita lihat akibat pemboman jika kita tidak dapat memulihkan sistem kesehatan ini," kata Margaret Harris, dikutip dari Al Arabiya.
Ia khawatir adanya wabah penyakit menular yang meningkat di Gaza, terutama penyakit diare.
Ia kemudian mengutip laporan PBB mengenai kondisi kesehatan di Gaza yang sangat memprihatinkan.
“(Tidak ada) obat-obatan, tidak ada kegiatan vaksinasi, tidak ada akses terhadap air bersih dan kebersihan serta tidak ada makanan. Kami melihat jumlah kasus diare pada bayi sangat tinggi,” ujarnya.
Juru bicara Badan Anak-anak PBB di Gaza mengatakan, rumah sakit di Gaza penuh dengan anak-anak yang menderita luka akibat bom.
Baca juga: Diundang Hamas ke Gaza, Elon Musk Takut dan Sebut Situasi Agak Berbahaya
Selain itu akibat tidak adanya air bersih, banyak anak-anak yang menderita gastroenteritis karena meminum air kotor.
“Saya bertemu banyak orang tua. Mereka tahu persis apa yang dibutuhkan anak-anak mereka. Mereka tidak memiliki akses terhadap air bersih dan ini melumpuhkan mereka,” katanya.
Ia mengaku melihat seorang anak dengan sebagian kakinya hilang tergeletak di lantai rumah sakit selama beberapa jam.
Anak tersebut tidak segera mendapat perawatan medis karena tenaga medis yang kurang.
Sementara otoritas kesehatan Gaza yang dianggap terpercaya oleh PBB mengatakan lebih dari 15.000 orang dipastikan tewas dalam pemboman Israel di Gaza.
Sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak dan banyak lagi yang dikhawatirkan tertimpa reruntuhan dan belum ditemukan.
Baca juga: Dalam 24 Jam Terakhir, Tim Penyelamat Temukan Ratusan Jenazah di Bawah Reruntuhan Jalur Gaza
Risiko Wabah Penyakit Menular
Kurangnya air bersih di Gaza meningkatkan kemungkinan terjadinya lonjakan besar penyakit gastrointestinal dan penyakit menular di kalangan penduduk setempat, termasuk kolera.