Militer Israel mengatakan gencatan senjata sementara diperpanjang, mengingat upaya mediator untuk melanjutkan proses pembebasan sandera dan tunduk pada ketentuan kerangka kerja.
Kantor Perdana Menteri Israel lalu mengonfirmasi perpanjangan tersebut.
Israel mengatakan pihaknya telah menerima daftar baru sandera perempuan dan anak-anak, meskipun tidak merinci berapa banyak nama yang ada dalam daftar tersebut.
Hamas mengatakan ada kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata hingga hari ketujuh, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Gencatan senjata awalnya akan berlangsung selama empat hari sejak Jumat (24/11/2023), namun telah diperpanjang.
Ketika perjanjian itu dinegosiasikan, Israel mengatakan jeda pertempuran akan diperpanjang satu hari untuk setiap 10 sandera yang dibebaskan.
Baca juga: Menlu Indonesia Desak Dewan Keamanan PBB Wujudkan Gencatan Senjata Permanen Israel-Hamas
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan gencatan senjata membuahkan hasil dan harus dilanjutkan.
“Kami telah melihat selama seminggu terakhir perkembangan yang sangat positif dari para sandera yang pulang ke rumah, berkumpul kembali dengan keluarga mereka,” ujarnya pada pertemuan dengan Presiden Israel Isaac Herzog di Tel Aviv, Kamis.
“Hal ini juga memungkinkan peningkatan bantuan kemanusiaan untuk diberikan kepada warga sipil tak berdosa di Gaza yang sangat membutuhkannya," lanjut dia.
Namun pada hari Rabu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengulangi janji sebelumnya untuk melanjutkan perang setelah gencatan senjata berakhir.
Baca juga: AS Tekan Israel Persempit Zona Tempur di Gaza Selatan, Netanyahu Diminta Lebih Hati-hati
“Tidak mungkin kita tidak akan kembali berperang sampai akhir."
"Ini adalah kebijakan saya, seluruh kabinet mendukungnya, seluruh pemerintah mendukungnya, tentara mendukungnya, rakyat mendukungnya, ini adalah hal yang tepat," kata Netanyahu.
Sebagai informasi, warga di Jalur Gaza tetap khawatir tentang apa yang mungkin terjadi selanjutnya, dilansir Al Jazeera.
Lebih dari 15.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Di Israel, jumlah korban tewas resmi mencapai sekitar 1.200 orang.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel