Hal tersebut termasuk izin bagi ribuan pekerja Gaza untuk memasuki Israel untuk bekerja, perluasan zona penangkapan ikan, dan izin untuk mengimpor barang.
"Namun kini, Assa mengklaim Israel telah menyadari kalau konsep konsesi pada dasarnya salah dan inilah sebabnya, katanya, Israel bertekad untuk “melawan”," tulis laporan RT.
Bukan berarti Israel belum pernah melakukan perlawanan sebelumnya.
Selama bertahun-tahun, Israel telah melancarkan aksi represif ke warga Palestina.
Israel juga melakukan sejumlah operasi yang bertujuan melemahkan kemampuan militer Hamas, termasuk terowongan mereka, namun – meskipun rusak atau hancur sebagian – Hamas selalu berhasil menahan tekanan dan gempuran.
Baca juga: Ungkap Kelemahan Besar Israel, Mayor Jenderal IDF: Pasukan Radwan Hizbullah Bisa Acak-acak Haifa
Pertandingan Akan Berbeda
Kini, Assa berjanji, pertandingan akan berbeda.
Menurut perkiraan IDF, Israel menghancurkan 400 terowongan sejak awal perang pada 7 Oktober.
IDF juga mengklaim ribuan milisi perlawanan Palestina dari Hamas dan Jihad Islam Palestina telah terbunuh.
"Para ahli yakin setelah Israel mengatasi masalah terowongan di utara Gaza, mereka akan pindah ke selatan, di mana jaringan lain diduga berada, dan Melamed mengatakan IDF akan mengetahui cara untuk mengeksploitasi kelemahan pembangunan terowongan tersebut," kata laporan RT.
“Mengoperasikan dan tinggal di terowongan ini memerlukan pasokan oksigen yang konstan, dan itu bergantung pada fungsi generator dan bahan bakar yang mengoperasikannya,” jelas Melamed.
Karena itu, kata dia, IDF akan berupaya untuk memutus aliran oksigen ke dalam terowongan sehingga membuat para milisi 'tercekik', tidak bisa bernapas karena tidak adanya oksigen.
"Jadi salah satu pilihan bagi kita adalah mencekik mereka dengan memutus aliran oksigen ke terowongan. Cara lainnya adalah mengumpulkan informasi intelijen yang cukup tentang pintu keluar dan masuk sehingga kita dapat memblokirnya, dan menangkap teroris Hamas di dalamnya,” kata dia.
(oln/RT/*)