News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Perang Dimulai Lagi: Israel Beri Arahan Salah ke Warga Gaza, Sebut Daerah Aman Tetapi Malah Dibom

Penulis: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Serangan Israel pada Jumat (1/12/2023) pagi telah mengakhiri masa gencatan senjata perang dengan Hamas

Tepat jam 07.00 pagi, jet zionis membombardir Gaza bagian selatan, 21 orang tewas

TRIBUNNEWS.COM -- Menutup masa gencatan senjata, peperangan sengit Israel dengan Hamas kembali terjadi di jalur Gaza pada Jumat (1/12/2023).

Upaya perpanjangan jeda peperangan ini batal terlaksana setelah Israel membombardir Gaza bagian selatan dengan jet-jet tempur mereka selitar pukul 07.00pagi waktu setempat.

Media Israel, Jerusalem Post melaporkan bahwa pihak pasukan pertahanan Israel atau IDF telah menerbitkan peta yang membagi Jalur Gaza menjadi zona siaga kecil yang akan digunakan untuk memberikan instruksi keselamatan kepada warga sipil Palestina di Jalur Gaza pada hari Jumat.

Baca juga: Tak Pedulikan Ancaman AS, Israel Kembali Gempur Gaza, Drone Zionis Meluncur di Atas Warga

Upaya ini disebut sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk melindungi non-kombatan yang digunakan oleh Hamas sebagai tameng manusia.

Meski demikian,seperti yang sebelumnya terjadi, korban di kalangan sipil pun tetap berguguran.

Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan, setidaknya 21 orang tewas ketika Israel membombardir kota tersebut.

Korban tewas terdiri dari dua orang di utara, tujuh di Gaza tengah dan 12 di selatan.

Al Jazeera melaporkan, Jalur Gaza berada di bawah serangan artileri berat dan bahkan pemboman udara oleh pasukan pendudukan.

Jurnalis Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum yang melaporkan dari Khan Younis di Gaza selatan menyebutkan warga sipilmasih terkepung.

“Dalam beberapa jam mendatang, kita mungkin akan menyaksikan peningkatan jumlah serangan Israel di wilayah ini.”

Tareq Abu Azzoum mengatakan bahwa di utara, sebuah bangunan tempat tinggal di kamp pengungsi Jabalia hancur; di Gaza tengah, tank-tank ditembaki di dekat kamp pengungsi Nuseirat dan Bureij; dan di selatan, sebuah rumah di Rafah hancur total.

Baca juga: Blinken Desak Israel Jamin Keamanan dan Kebutuhan Warga Gaza sebelum Gencatan Senjata Berakhir

“Saat ini, suara ledakan Israel terdengar di selatan, daerah yang direkomendasikan oleh pemerintah Israel sebagai daerah yang aman bagi warga sipil untuk melarikan diri,” kata Abu Azzoum.

“Pertempuran ini memberi warga Palestina hanya satu pilihan, bahwa mereka akan hidup kembali di bawah pengeboman Israel yang akan menghancurkan semua sarana kehidupan di Jalur Gaza,” tambahnya.

Pasukan Israel telah menyebarkan selebaran di Khan Younis yang memperingatkan warga sipil untuk mengungsi ke arah selatan menuju Rafah, di perbatasan dengan Mesir.
Kota ini juga menjadi sasaran serangan udara Israel pada hari Jumat.

“Orang-orang bertanya ‘Ke mana kami harus pergi?’ Gaza tidak siap menghadapi semua ini,” kata jurnalis Hind Khoudary, melaporkan dari Khan Younis.

Peringatan evakuasi menunjukkan bahwa Israel sekarang berencana untuk lebih menargetkan wilayah di selatan Jalur Gaza setelah memusatkan sebagian besar pemboman di utara wilayah kantong tersebut pada minggu-minggu sebelum gencatan senjata.

Jeda pertempuran selama tujuh hari, yang dimulai pada 24 November dan diperpanjang dua kali, memungkinkan terjadinya pertukaran puluhan sandera yang ditahan di Gaza dengan ratusan tahanan Palestina dan memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang hancur.

Selama gencatan senjata, Hamas membebaskan 110 tawanan, termasuk 80 warga Israel. Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 240 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, banyak di antaranya telah ditahan secara administratif selama berbulan-bulan tanpa dakwaan.

Namun, pada periode yang sama, jumlah penangkapan warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki Israel hampir sama banyaknya dengan jumlah penangkapan yang dilakukan Israel.

Jeda ini juga memungkinkan bantuan yang sangat dibutuhkan masuk ke daerah kantong tersebut, meskipun pasokan makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar masih belum mencukupi untuk 2,3 juta penduduk Gaza. (Al Jazeera/Jerusalem Post)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini