Namun, kapal perusak ini baru menyelesaikan uji coba lautnya pada Juli 2010.
HMS Diamond pertama kali bertugas pada musim panas 2012, bersamaan dengan Diamond Jubilee Ratu Elizabeth II.
Peran utama HMS Diamond adalah untuk memberikan pertahanan udara pada kapal-kapal lain menggunakan sistem rudal-anti udara Sea Viper yang tangguh.
Sistem tersebut dapat mendeteksi ancaman musuh dari jarak jauh, menginterogasi musuh, dan menetralisirnya jika diperlukan.
HMS Diamond diketahui bisa melakukan berbagai tugas perang dan kepolisian, mulai dari operasi penumpasan narkotika hingga memberikan bantuan kemanusiaan dan bencana.
HMS Diamond juga berperan sebagai bagian Kelompok Tugas Pengangkut untuk kapal induk Queen Elizabeth Class yang baru.
Baca juga: Houthi Bantah Narasi Heroik AS Selamatkan Kapal di Teluk Aden: Tak Mungkin Rudal Kami Meleset 10 Mil
Kapal perusak ini memiliki garis ramping yang dirancang untuk melakukan stealth di laut, sehingga hampir tidak terlihat di radar musuh.
Dilengkapi sensor militer mutakhir dan serangkaian sistem senjata canggih, HMS Diamond siap mendeteksi dan menghancurkan segala ancaman di udara, permukaan, dan bawah laut.
HMS Diamond pernah terlibat dalam Operasi Timur Tengah pada 2012.
Lalu, pada Februari 2014, HMS Diamond mengawal MV Ark Futura yang membawa bahan kimia dari Suriah.
Inggris Sebut Houthi Kurang Ajar
Di kesempatan yang sama saat mengumumkan pengiriman HMS Diamond, Inggris secara spesifik mengidentifikasi pihak jahat dan bermusuhan adalah milisi Houthi dan pihak bersenjata lain di Yaman.
Keputusan pengerahan Kapal perang HMS Diamond, sebut Inggris, dipicu oleh sejumlah hal dan alasan.
“Dari upaya bersama untuk mencegah eskalasi setelah dimulainya konflik baru di Israel dan Gaza, hingga penyitaan MV Galaxy Leader secara tidak sah dan kurang ajar oleh Houthi di Laut Merah," tulis pernyataan Inggris.
Pengerahan HMS Diamond terjadi setelah Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) melaporkan pada 25 November, soal adanya sebuah kapal barang yang tengah berlayar diperintahkan oleh “entitas yang menyatakan dirinya sebagai otoritas Yaman” untuk mengubah arah di Laut Merah.