“UKMTO telah mengetahui adanya entitas yang menyatakan dirinya sebagai otoritas Yaman yang memerintahkan sebuah kapal untuk mengubah arah,” kata badan tersebut.
Lebih lanjut, mereka menyarankan semua kapal di sekitar untuk “berhati-hati dan melaporkan aktivitas mencurigakan ke UKMTO".
Houthi sendiri sebelumnya telah menegaskan posisinya dalam konflik Israel-Hamas.
Kelompok militan Yaman ini menyatakan perang terhadap Israel dan sekutunya, termasuk Amerika Serikat (AS), sebagai wujud solidaritas pada Hamas.
Belakangan, tentara nasional Yaman juga berikrar untuk melawan Israel dengan berbagai cara, termasuk memblokade jalur pelayaran, termasuk di Selat Bab al-Mandab.
Baca juga: Dua Rudal Balistik dari Wilayah Houthi di Yaman Sasar Kapal Perusak AS USS Mason di Teluk Aden
Wakil Perdana Menteri Urusan Pertahanan dan Keamanan di Pemerintahan Sanaa di Yaman, Jalal al-Rowaishan, mengatakan gencatan senjata kemanusiaan sementara antara Israel dan Hamas, tidak akan mempengaruhi keputusan pemerintah untuk menutup Laut Merah yang selama ini digunakan sebagai jalur pelayaran kapal-kapal Israel.
“Gencatan senjata menyangkut Gaza, dan juru bicara militer mengumumkan bahwa keputusan kami untuk menutup Laut Merah bagi musuh masih berlaku,” tegas al-Rowaishan.
Ia menekankan, posisi Yaman dalam perang di Gaza telah diumumkan secara resmi.
Al-Rowaishan juga menambahkan Yaman tidak akan lagi mencari cara diplomatik sehubungan dengan agresi pendudukan Israel di Jalur Gaza.
Aksi Pembajakan oleh Houthi
Sebelumnya, Houthi membajak sebuah kapal kargo yang diduga sebagian dimiliki oleh seorang pengusaha Israel, Rami Ungar.
Juru bicara Houthi mengonfirmasi pada Minggu (19/11/2023), pejuangnya membajak kapal kargo milik Inggris yang dioperasikan oleh Jepang.
“Kami memperlakukan para kru sesuai dengan norma dan prinsip Islam,” kata Yahya Saree, juru bicara Houthi kepada Al Jazeera.
Kapal bernama Galaxy Leader itu membawa setidaknya 22 orang dan dilaporkan sedang dalam perjalanan dari Turki ke India.
Galaxy Leader, yang mengibarkan bendera Bahama, diduga tidak dilaporkan ke layanan pelacakan kapal selama 26 jam.