Secara lebih rinci, pejabat Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan serangan udara Israel tersebut menewaskan 184 orang, membuat 589 orang luka-luka, dan merusak lebih dari 20 rumah.
Baca juga: Israel Sebarkan Selebaran untuk Warga Gaza: Segera Mengungsi dan Pergi ke Rafah
Militer Israel menyebarkan selebaran di Kota Gaza dan bagian selatan daerah itu pada hari Jumat.
Mereka mendorong warga sipil untuk melarikan diri guna menghindari pertempuran.
Namun kelompok hak asasi manusia telah berulang kali memperingatkan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza.
“Warga sipil diperintahkan untuk pindah ke selatan, tapi tidak ada tempat di Gaza yang aman karena pemboman tanpa pandang bulu dan pertempuran yang terus berlanjut,” kata LSM Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres, atau MSF) di X.
PBB mengatakan, pertempuran itu akan memperburuk keadaan darurat kemanusiaan yang ekstrem.
“Neraka di Bumi telah kembali ke Gaza,” kata Jens Laerke, juru bicara kantor kemanusiaan PBB di Jenewa.
Baca juga: 32 Warga Gaza Tewas oleh Jet Tempur Israel, Hanya Berselang 2 Jam Pasca Gencatan Senjata Berakhir
Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan pasukan Israel memberi tahu semua organisasi dan entitas yang beroperasi di persimpangan bahwa masuknya truk telah dilarang.
“Keputusan ini memperburuk penderitaan warga negara dan meningkatkan tantangan yang dihadapi organisasi kemanusiaan dan bantuan dalam meringankan kesulitan warga negara dan pengungsi akibat agresi yang sedang berlangsung,” kata PRCS dalam sebuah postingan di X.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel