TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia dan Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022, masih berlanjut sampai sekarang.
Seiring invasi Moskow ke Ukraina memasuki bulan ke-22, Presiden Rusia, Vladimir Putin belum lama ini memerintahkan militer menambah pasukannya.
Jumlah pasukan Rusia pun ditambah sampai mencapai level maksimum, yakni sebanyak 170.000 tentara.
Kremlin menguraikan bahwa keputusan Putin diambil pada Jumat (1/12/2023) dan segera diberlakukan.
Dengan bertambahnya bala tentara Rusia, kekuatan angkatan bersenjata Rusia sekarang mencapai 1,32 juta personel militer.
Baca juga: Kekurangan Tentara Untuk Mobilisasi, Rusia Terjunkan Mahasiswa ke Medan Perang
Secara keseluruhan personel militer juga meningkat menjadi sekitar 2,2 juta, menyusul perintah terbaru dari Putin.
"Peningkatan kekuatan penuh angkatan bersenjata disebabkan oleh meningkatnya ancaman terhadap negara kita terkait dengan operasi militer khusus dan perluasan NATO yang sedang berlangsung," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.
Dikatakan bahwa perintah tersebut tidak berarti perluasan wajib militer secara signifikan.
"Peningkatan tersebut akan dilakukan secara bertahap dengan merekrut lebih banyak sukarelawan," urai pernyatan Kementerian Pertahanan Rusia.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang sekarang Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan pada hari Jumat bahwa lebih dari 452.000 orang direkrut menjadi militer berdasarkan kontrak dari 1 Januari hingga 1 Desember 2023.
"Angkatan bersenjata gabungan NATO sedang dibangun di dekat perbatasan Rusia dan sistem pertahanan udara tambahan serta senjata serang sedang dikerahkan," terang Kementerian Pertahanan Rusia.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-616: 2 Tentara Rusia Ditangkap, Dicurigai Bunuh Satu Keluarga
"Potensi kekuatan nuklir taktis NATO sedang ditingkatkan," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia menegaskan bahwa peningkatan pasukan Rusia merupakan respons yang tepat terhadap "aktivitas agresif blok NATO.
Perluasan kedua
Dikutip Fox News, ini adalah perluasan angkatan bersenjata yang kedua sejak tahun 2018.
Penambahan 137.000 tentara sebelumnya, yang diperintahkan oleh Putin pada Agustus 2022.
Dengan demikian, menjadikan jumlah militer sekitar dua juta personel dan sekitar 1,15 juta tentara.
Dikutip dari AP News, Desember lalu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyatakan bahwa negaranya membutuhkan kekuatan 1,5 juta "untuk menjamin pemenuhan tugas guna menjamin keamanan Rusia.
Saat itu, ia tidak mengatakan kapan kekuatan militer akan mencapai jumlah tersebut.
Kremlin sebelumnya menganggap jumlah pasukannya cukup.
Baca juga: Tentara Rusia Berjudi Nyawa di Avdiivka: Maju Kena Artileri Ukraina, Mundur Disambar Peluru Komandan
Tetapi perhitungannya berubah setelah harapan kemenangan cepat atas Ukraina – yang diinvasi Rusia pada Februari 2022 – hancur oleh perlawanan sengit.
Rusia telah melakukan berbagai upaya untuk menambah kekuatan angkatan bersenjatanya.
Termasuk dengan menyusun wajib militer, memobilisasi pasukan cadangan, membentuk batalion sukarelawan, dan menjalankan kampanye untuk menarik lebih banyak pria agar mendaftar.
Semua pria Rusia berusia 18 hingga 27 tahun (atau usia 18-30 tahun mulai 1 Januari 2024) harus menjalani wajib militer selama satu tahun.
Namun, banyak yang menghindari wajib militer karena alasan kesehatan atau penundaan yang diberikan kepada mahasiswa.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)