News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Inggris Bantu Israel, Hamas: Memalukan, Mereka Harusnya Tebus Deklarasi Balfour 1917 di Palestina

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak berbicara pada sesi Segmen Tingkat Tinggi untuk Kepala Negara dan Pemerintahan pada KTT iklim PBB di Dubai pada 1 Desember 2023. -- Hamas mengecam niat Inggris mengirim pesawat pengintai ke Gaza untuk membantu Israel. Hamas menyindir Inggris yang tidak tahu malu setelah mengacaukan Palestina melalui Deklarasi Balfour 1917.

TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan Jihad Islam Palestina (PIJ) mengutuk niat Inggris untuk menerbangkan pesawat pengintai di Gaza.

Kedua kelompok perlawanan itu menganggap Inggris berpartisipasi langsung dalam perang “genosida” Israel terhadap Jalur Gaza dan pembantaian yang dilakukan di sana.

“Pengungkapan niat tentara Inggris untuk melakukan penerbangan intelijen di Jalur Gaza menjadikannya mitra pendudukan Zionis dalam kejahatannya, dan bertanggung jawab atas pembantaian rakyat Palestina,” tulis Hamas di saluran Telegram-nya, Minggu (3/12/2023).

Hamas kemudian menyindir Inggris yang seharusnya memperbaiki posisinya, mengingat kekerasan di Palestina terjadi setelah pemerintah kolonial Inggris merestui pembentukan Israel di Palestina melalui Deklarasi Balfour pada tahun 1917, yang dibarengi dengan meningkatnya imigran Yahudi Eropa ke Palestina.

“London seharusnya memperbaiki posisi historisnya yang menyinggung rakyat Palestina dan menebus Deklarasi Balfour (1917), yang dianggap sebagai dosa abad ini, daripada melakukan dosa lain dan mengingatkan dunia akan hal yang memalukan di masa lalu kolonial,” lanjut Hamas.

Baca juga: Netanyahu Ancam Hancurkan Lebanon jika Hizbullah Terus Serang Israel

Menurut Hamas, niat Inggris untuk melakukan penerbangan pengintaian di Jalur Gaza membuat pemerintah Inggris sendiri bermusuhan dengan rakyat Palestina dan semua di dunia yang menolak agresi Israel terhadap Jalur Gaza.

Hamas meminta Inggris untuk menarik diri dari apa yang digambarkannya sebagai partisipasi langsung, dukungan politik dan finansial dalam perang genosida melawan Gaza.

Kelompok itu juga mendesak Inggris untuk menghentikan subordinasinya terhadap Amerika Serikat, serta kontribusinya dalam memicu perang, dan malah tidak berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.

Warga Palestina memeriksa kerusakan setelah serangan Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 3 Desember 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas. (KATA KHATIB/AFP)

Baca juga: Israel Sengaja Targetkan Infrastruktur Sipil di Gaza dengan Menggunakan Teknologi AI

Sementara itu, sekutu Hamas, PIJ mengatakan pengumuman Inggris mengenai partisipasi angkatan udaranya dalam misi intelijen di Jalur Gaza dianggap sebagai partisipasi efektif dalam agresi Israel.

Kementerian Pertahanan Inggris mengumumkan pada Sabtu (2/12/2023), mereka akan melakukan penerbangan pengintaian di Mediterania timur, termasuk wilayah udara di Israel dan Jalur Gaza, dengan tujuan memberikan informasi intelijen kepada Tel Laviv dengan dalih mendukung penyelamatan sandera.

Kementerian tersebut mengatakan, London telah bekerja sama dengan mitranya di kawasan tersebut sejak 7 Oktober 2023 untuk memastikan pembebasan tahanan, termasuk warga negara Inggris, dan mengindikasikan keselamatan warganya adalah prioritas utama Inggris.

Hamas Palestina vs Israel

Sebuah tank militer Israel meluncur di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada 3 Desember 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas. (MENAHEM KAHANA / AFP)

Baca juga: Inggris Kirim Pesawat Pengintai Sandera di Gaza, Janji Tak Bocorkan Info Lain ke Israel

Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini