TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez mengatakan, akan melanjutkan langkah untuk mengakui negara Palestina, meski tidak mendapat dukungan yang cukup dari Uni Eropa.
Pemimpin Spanyol itu mengarahkan kritik tajam kepada para pemimpin negara-negara Uni Eropa yang tidak mengambil langkah yang sama.
“Negara Palestina harus diakui terlebih dahulu, untuk menyelenggarakan inisiatif konferensi perdamaian internasional yang dipimpin oleh Spanyol,” kata Pedro Sanchez kepada wartawan asing di ibu kota, Madrid, Selasa (5/12/2023).
“Lebih dari 130 negara telah mengakui negara Palestina, sementara Amerika Serikat dan beberapa negara Uni Eropa belum mengakuinya,” lanjutnya, dikutip dari Al Jazeera.
Menurut World Review, 139 dari 193 anggota PBB mengakui negara Palestina.
Ada 54 negara yang tidak mengakui Palestina sebagai sebuah negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Perancis, Jepang, dan Kanada.
Spanyol sendiri telah mengakui negara Palestina melalui parlemennya sejak tahun 2014 meski belum secara resmi.
Baca juga: Setelah Desak Israel, Spanyol: Anggota Uni Eropa Harus Akui Negara Palestina
Perdana Menteri Spanyol itu mengatakan upaya untuk mengambil inisiatif di dalam Uni Eropa untuk mengakui Palestina layak dilakukan.
Jika hal itu tidak terjadi, katanya, pendekatan Spanyol untuk mengakui Palestina akan terus berlanjut.
Pedro Sanchez meminta Uni Eropa untuk mengambil posisi yang sama seperti saat mereka menyikapi serangan Rusia ke Ukraina, sehubungan dengan serangan Israel di Gaza.
Ia menyerukan para pemimpin negara-negara Uni Eropa untuk menahan diri dari kebijakan standar ganda.
Dia menambahkan, jika Uni Eropa tetap diam mengenai pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Israel dan pendudukannya di Jalur Gaza dan Tepi Barat, maka mereka akan menghadapi risiko isolasi di komunitas internasional.
"Eropa harus meninjau kembali kebijakan-kebijakannya," katanya.
Dia menekankan penyelesaian masalah yang ada antara Israel dan Palestina adalah kepentingan Eropa, secara moral dan geopolitik.
Baru-baru ini, Pedro Sanchez mengulangi kritiknya terhadap agresi Israel di Jalur Gaza dan menganggap penargetan warga sipil tidak dapat diterima.
Spanyol Dukung Solusi 2 Negara
Baca juga: Netanyahu Kesal Dikritik Spanyol dan Belgia, Sanchez: Israel Harus Akui Negara Palestina
Sebelumnya, Pedro Sanchez mengatakan Spanyol berhak mengambil keputusan sendiri untuk mengakui negara Palestina.
"Spanyol dapat membuat keputusannya sendiri mengenai pengakuan negara Palestina jika Uni Eropa tidak melakukannya," kata Pedro Sanchez, Jumat (24/11/2023), dikutip dari Anadolu Agency.
Menurutnya, gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas tidaklah cukup tanpa solusi dua negara.
Pernyataan Pedro Sanchez menimbulkan kemarahan Israel.
Menteri Luar Negeri Israel, Eli Cohen, mengatakan pernyataan tersebut mengulangi tuduhan palsu, yang diikuti dengan pemanggilan duta besar antara kedua pihak.
Baca juga: Saat Keluarga Sandera Israel Temui Netanyahu: Pemerintah Tuduh Hamas Mendikte Kami
Hamas Palestina vs Israel
Spanyol bersama Belgia mengambil langkah baru sebagai negara Eropa untuk mendukung pembebasan Palestina dari pendudukan Israel.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dan Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo bertemu dengan Presiden Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) di kota Ramallah di Tepi Barat yang diduduki pada Kamis (23/11/2023) untuk memberikan dukungan.
Keduanya juga menyampaikan pendapat mereka kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang mendapat penolakan.
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.
Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 16.248 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Rabu (6/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Anadolu.
Selain itu, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga terjadi di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin Otoritas Pembebasan Palestina (PLO).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel