TRIBUNNEWS.COM - Pertempuran antara faksi perlawanan Palestina dan pasukan pendudukan Israel di kota dan kamp Jenin memasuki hari ketiga pada Kamis (14/12/2023).
Tentara Israel juga melanjutkan kampanye penangkapan malamnya di Tepi Barat.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menggambarkan tahun 2023 sebagai tahun paling berdarah di Tepi Barat.
Saat fajar pada Kamis (14/12/2023), tiga pemuda Palestina meninggal dunia akibat pemboman Israel yang menargetkan lingkungan timur kota Jenin, menurut Bulan Sabit Merah Palestina.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan pemboman Israel juga mengakibatkan enam pemuda lainnya terluka, tiga di antaranya menderita luka serius.
Hal ini menjadikan jumlah korban jiwa di kota Jenin sejak dimulainya operasi militer Israel di kota tersebut menjadi 11 orang.
Baca juga: Israel Menderita Kerugian Terbesar Sejak Oktober, Tekanan Dunia Meningkat tapi Netanyahu Tak Peduli
Sementara itu, koresponden Al Jazeera melaporkan pasukan pendudukan membawa bala bantuan dan kendaraan tambahan di tengah meningkatnya intensitas bentrokan dengan pejuang perlawanan dari Jenin.
Reporter tersebut mengatakan bentrokan terjadi antara pejuang perlawanan dan pasukan pendudukan di kota Rummana, sebelah barat Jenin.
Sebuah klip video menunjukkan faksi perlawanan mampu meledakkan alat peledak di dalam kendaraan militer milik pasukan pendudukan selama penyerbuan mereka di kota Jenin.
Di Tepi Barat, terdapat sejumlah kelompok perlawanan Palestina, seperti Brigade Jenin, Brigade Lions' Den, Brigade Al-Aqsa, Brigade Al-Quds, selain faksi perlawanan yang lebih kecil.
Baca juga: Perlawanan Keras Militan Hamas, 9 Tentara Israel Tewas dalam Penyergapan di Kota Gaza
Hamas Kritik Serangan Israel di Tepi Barat
Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) yang berada di Jalur Gaza mengatakan operasi militer yang dilakukan oleh tentara pendudukan Israel sejak fajar Selasa (12/12/2023) lalu merupakan perpanjangan dari perang komprehensif yang dilancarkan pemerintah pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina.
Hamas mengatakan serangan Israel di Tepi Barat adalah upaya putus asa untuk memadamkan api perlawanan yang menyebar dalam semangat kepahlawanan rakyat Palestina.
Hamas menyerukan massa Palestina di Tepi Barat untuk meningkatkan perlawanan di semua kota dan desa sampai pendudukan ditaklukkan di tanah Palestina dan tempat-tempat suci Islam dan Kristen.
Sementara itu, gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) mengatakan mereka terus memerangi musuh, dan bahwa pejuang perlawanan di Gaza dan Jenin terus melanjutkan konfrontasi terbuka melawan pendudukan Israel.
Baca juga: Hamas Buka Opsi Damai dengan Israel, Ismail Haniyeh: Negara Palestina Harus Dibentuk
Hamas Palestina vs Israel
Selain Jalur Gaza, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga terjadi di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin oleh Otoritas Pembebasan Palestina (PLO).
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.
Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 18.600 warga Palestina dan melukai lebih dari 46.480 lainnya sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Kamis (14/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Anadolu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel