TRIBUNNEWS.com - Komandan Militer Tertinggi Hizbullah, Ibrahim Aqil, tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Jumat (20/9/2024).
Aqil dilaporkan sedang dalam pertemuan gabungan antara Hizbullah dan kelompok Palestina yang tidak disebutkan namanya ketika serangan Israel menghancurkan sedikitnya dua bangunan.
Kematian Aqil telah dikonfirmasi langsung oleh Hizbullah.
Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah memuji Aqil yang mati syahid.
"Ia menjalani kehidupan penuh berkah yang penuh perjuangan, kerja keras, luka, pengorbanan, risiko, tantangan, pencapaian, dan kemenangan," kata Hizbullah, Jumat malam, dilansir Al Mayadeen.
Aqil merupakan orang terpenting kedua dalam panglima angkatan bersenjata Hizbullah.
Ia lahir di Provinsi Baalbek-Hermel di Lebanon timur pada 1962.
Hizbullah mengungkapkan Aqil berasal dari Kota Bednayel.
Pria yang juga dikenal sebagai Hajj Abdul-Qaber ini bergabung dengan Hizbullah pada 1980-an.
Pada awal 1990-an, Aqil secara langsung bertanggung jawab atas pelatihan para pejuang Hizbullah.
Ia memainkan peran penting dalam mengembangkan kemampuan tenaga kerja kelompok perlawanan itu.
Baca juga: Hizbullah Berduka, Komandan Militer Tertingginya, Ibrahim Aqil, Mati Syahid Diserang Israel
Di kisaran waktu yang sama, ia mengambil alih tanggung jawab Staf Umum Perlawanan Islam.
Pada 1997, ia naik pangkat menjadi Kepala Divisi Operasi.
Aqil setelahnya ditunjuk menjadi penasihat operasional senior bagi Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah pada 2008.