Orang yang terkena difteri biasanya mulai merasakan gejala dalam 2–5 hari jika mereka sakit.
Apabila dokter mengira Anda menderita difteri pernafasan, mereka akan segera meminta Anda memulai pengobatan.
Baca juga: Penyakit Difteri Kembali Muncul, Bagaimana Mencegahnya?
Apa itu difteri pernafasan?
Bakteri paling sering menginfeksi sistem pernapasan, termasuk bagian tubuh yang terlibat dalam pernapasan.
Bila bakteri masuk dan menempel pada lapisan sistem pernapasan, maka dapat menyebabkan:
- Kelemahan
- Sakit tenggorokan
- Demam ringan
- Kelenjar bengkak di leher
Baca juga: Petinggi Hamas Hadiri Peringatan 10 Tahun Kematian Nelson Mandela di Johannesburg, Afrika Selatan
Bakteri menghasilkan racun yang membunuh jaringan sehat di sistem pernapasan.
Dalam dua hingga tiga hari, jaringan mati membentuk lapisan tebal berwarna abu-abu yang dapat menumpuk di tenggorokan atau hidung.
Para ahli medis menyebut lapisan tebal berwarna abu-abu ini sebagai pseudomembran.
Penyakit ini dapat menutupi jaringan di hidung, amandel, kotak suara, dan tenggorokan, sehingga sangat sulit untuk bernapas dan menelan.
Jika racun masuk ke aliran darah, dapat menyebabkan kerusakan jantung, saraf, dan ginjal.
Infeksi kulit
Bakteri tersebut juga dapat menginfeksi kulit sehingga menyebabkan luka terbuka atau bisul.
Namun infeksi kulit difteri jarang menimbulkan penyakit yang parah.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)