Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, ROMA - Presiden Ke-5 RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri tiba di Roma, Italia, Sabtu (16/12/2023) waktu setempat.
Megawati menghadiri rapat bersama tokoh dunia tentang Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia atau Zayed Award for Human Fraternity 2024.
Dimana sebelumnya, Megawati mendapatkan kehormatan menjadi juri Zayed Award bersama lima tokoh dunia.
Tiba Hotel De Russie, Roma pukul 19.00 waktu setempat, Megawati turut disambut oleh Sekretaris Jenderal Zayed Award untuk Persaudaraan Manusia, Mohamed Abdelsalam dan Manager Program Zayed Award for Human Fraternity, Khadija Kabli.
Baca juga: Jokowi Ucapkan Selamat ke Yayasan Dokter Peduli yang Raih Penghargaan di Ajang Zayed Sustainability
Megawati kemudian berbincang dengan Mohamed Abdelsalam di sebuah ruangan Hotel De Russie.
Turut mendampingi Megawati, Ketua DPP PDIP bidang Hukum, Yasonna Laoly dan Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan, Michael Trias Kuncahyono.
Lalu, Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri, Ahmad Basarah dan Zuhairi Misrawi, yang keduanya juga merupakan perwakilan Megawati dalam Zayed Award 2024.
Megawati bersama Mohamed Abdelsalam pun berbincang santai dan penuh canda sekitar kurang lebih 10 menit.
Suasana pertemuan itu pun berlangsung sangat hangat.
Megawati juga sedikit bercerita soal perjalanannya saat penerbangan dari Jakarta menuju Italia selama kurang lebih 16 jam.
"Perjalanan lumayan lancar dan tidak ada kendala. Tadi diisi dengan membaca buku dan istirahat," ungkap Megawati.
Dalam kesempatan itu, Mohamed Abdelsalam sangat mengapresiasi dan memberikan hormat kepada Megawati yang bersedia hadir di Italia dan menjadi juri dalam Zayed Award.
Dia juga mengungkapkan, bahwa sosok Megawati merupakan tokoh yang terus memperjuangkan hak-hak perempuan.
Baca juga: Pesan Megawati ke Ganjar: Bicara dengan Mata Hati saat Debat Perdana Capres
Sehingga, pihaknya sangat tepat menujuk Megawati sebagai juri dalam ajang tersebut.
"Kami sangat mengapresiasi dan menaruh hormat kepada Ibu Megawati yang mau hadir di sini dan menjadi juri Zayed Award," ucap Mohamed Abdelsalam.
Abdelsalam juga mengungkapkan, bahwa Megawati merupakan tokoh perempuan yang selalu menjaga perdamaian dengan jujur.
Selepas berbincang, Megawati bersama rombongan beristirahat di Hotel De Russie, Roma.
Menurut agenda, pada Minggu (17/12/2023), Megawati bersama komite juri akan melakukan rapat pertama dan kedua pada satu hari penuh.
Di mana, rapat akan dibagi menjadi dua sesi yang akan membahas 5 besar calon pemenang Zayed Award versi masing-masing juri.
Sebagai informasi, dalam Zayed Award tersebut, Megawati menjadi anggota dewan juri independen dan internasional bersama lima tokoh dunia lainnya.
Mereka adalah:
- Prefek Emeritus Tahta Suci Dikasteri Gereja Oriental, Kardinal Leonardo Sandri
- Sekjen Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD), Rebeca Grynspan Mayufis
- Ketua Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional, Rabbi Abraham Cooper
- Mantan direktur jenderal UNESCO dan mantan menteri Bulgaria, Irina Bokova
- Sekjen Zayed Award, Mohamed Abdelsalam.
Sebagai perwakilan dari berbagai bidang keahlian, para anggota dewan juri Zayed Award 2024 dipilih karena komitmen mereka terhadap pelayanan sosial di seluruh penjuru dunia dan dalam upaya hidup berdampingan secara damai.
Zayed Award ini digelar untuk mengapresiasi individu dan entitas yang berkontribusi besar terhadap kemajuan peradaban manusia dan hidup berdampingan secara damai.
Zayed Award pertama kali dilaksanakan pada 2019 setelah penandatanganan dokumen persaudaraan manusia yang bersejarah oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Pemenang Zayed Award akan mendapatkan hadiah senilai US$ 1 juta.
Sebelumnya, pertemuan awal dewan juri dilangsungkan pada November 2023 di Abu Dhabi dan dilanjutkan dengan pertemuan di Vatikan.
Penyerahan Zayed Award akan diselenggarakan pada 4 Februari 2024 yang bertepatan dengan Hari Persaudaraan Manusia Internasional yang diakui PBB.
Agenda ini juga menandai peringatan penandatanganan dokumen persaudaraan manusia oleh Paus Fransiskus dan Ahmed Al -Tayeb.
Sejarah Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia
Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia didirikan pada tanggal 4 Februari 2019, untuk menandai pertemuan bersejarah di Abu Dhabi antara Yang Mulia Imam Besar Al-Azhar Profesor Ahmed Al-Tayeb dan Yang Mulia Paus Fransiskus, di mana mereka ikut menandatangani Dokumen Perjanjian Persaudaraan Manusia.
Mengingat signifikansi historis dari deklarasi ini--yang menyerukan rekonsiliasi dan perdamaian di antara umat manusia--kedua pemimpin agama tersebut dinobatkan sebagai penerima kehormatan Zayed Award for Human Fraternity pada tahun 2019.
Pada bulan Februari 2020, pada peringatan pertama Dokumen Persaudaraan Manusia, diumumkan bahwa Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia akan menjadi penghargaan tahunan, diawasi oleh Komite Tinggi Persaudaraan Manusia, sebuah organisasi internasional independen yang didirikan untuk mempromosikan nilai-nilai persaudaraan manusia di komunitas-komunitas di seluruh dunia dan untuk memenuhi aspirasi Dokumen Persaudaraan Manusia.
Mulai tahun 2021 dan seterusnya, penghargaan ini telah membuka nominasi bagi individu dan entitas, dari semua latar belakang dan di mana pun di dunia, yang berupaya memperkuat hubungan antarmanusia dan memberikan dampak pada kehidupan masyarakat dengan mengatasi perpecahan, membangun komunitas yang tangguh, dan memupuk solidaritas.