3 Sandera Israel Ditembak Mati IDF Bukti Kekerasan Berlebihan Israel Terhadap Warga Sipil di Gaza
TRIBUNNEWS.COM- Ketika Israel mengumumkan pembunuhan sandera oleh tentara IDF sendiri, banyak pengamat dan kritikus merasa khawatir tentara Israel telah banyak melakukan kekerasan berlebihan terhadap Warga sipil di Gaza.
Warga Israel Israel tercengang dan tidak bisa berkata-kata ketika tiga sandera yang ditahan oleh Hamas dibunuh oleh pasukan Israel sendiri.
Para Sandera warga Israel itu telah mengibarkan bendera putih dan bertelanjang dada, dan berteriak dengan Bahasa Ibrani memberi isyarat bahwa mereka tidak akan menimbulkan ancaman kepada anggota militer Israel IDF.
Bagi sebagian orang, insiden tersebut merupakan contoh mengejutkan betapa buruknya perang, di mana medan perang yang kompleks dan berbahaya tidak aman bagi siapa pun.
Baca juga: Pengakuan IDF usai Tembak Mati 3 Sandera Warga Israel: Sempat Kibarkan Bendera Putih
Namun bagi para kritikus, insiden ini menggarisbawahi apa yang mereka katakan sebagai tindakan kekerasan berlebihan yang dilakukan aparat keamanan Israel terhadap warga Palestina.
Dalam kasus ini, penembakan sandera Israel oleh anggota IDF ini memperpendek nyawa tiga warga Israel yang berusaha mati-matian menyelamatkan diri mereka sendiri.
“Ini memilukan tetapi tidak mengherankan,” kata Roy Yellin, direktur penjangkauan publik kelompok hak asasi manusia Israel B’Tselem dikutip dari Time.
“Kami telah mendokumentasikan selama bertahun-tahun banyak sekali insiden orang-orang yang jelas-jelas menyerah dan masih ditembak.”
Yellin mengatakan pembunuhan itu melanggar etika dasar militer dan hukum internasional yang melarang penembakan terhadap orang yang mencoba menyerah, baik kombatan atau bukan.
Namun dia mengatakan hal itu adalah bagian dari tren kekerasan berlebihan yang tidak dihukum dan dalam beberapa pekan terakhir telah menelan korban warga Israel sendiri.
Baca juga: IDF Panen Demo Gara-gara Serdadunya Salah Tembak, Tewaskan 3 Warga Israel di Gaza
Kronologi tertembaknya 3 sandera, menurut seorang pejabat militer, ketiga sandera, semuanya laki-laki berusia 20-an, muncul dari sebuah gedung dekat dengan posisi tentara Israel di lingkungan Shijaiyah Kota Gaza, tempat pasukan memerangi militan Hamas dalam pertempuran sengit.
Mereka mengibarkan bendera putih dan bertelanjang dada, mungkin mencoba memberi isyarat bahwa mereka tidak menimbulkan ancaman.
Dua orang tewas seketika, dan yang ketiga berlari kembali ke dalam gedung sambil berteriak minta tolong dalam bahasa Ibrani yang merupakan bahasa yang digunakan Israel sehari-hari.