TRIBUNNEWS.COM - Gempa berkekuatan 6,2 skala Richter melanda provinsi pegunungan Gansu sekitar tengah malam pada hari Senin (18/12/2023).
Gempa bumi tersebut menyebabkan penduduk mengungsi ke luar rumah dalam suhu di bawah titik beku, ribuan rumah dilaporkan rusak dan jumlah korban yang meningkat.
Mengutip dari BBC, 126 orang dilaporkan tewas di barat laut China dalam gempa bumi ini.
Sementara lebih dari 700 orang dilaporkan mengalami luka-luka.
Media pemerintah menggambarkan upaya penyelamatan berpacu dengan waktu karena gelombang dingin melanda China.
Daerah dataran tinggi tempat gempa terjadi melaporkan suhu -14C pada Selasa pagi.
Baca juga: Gempa Magnitudo 6,2 di Provinsi Gansu China, Saksi: Seperti Diombang-ambing oleh Gelombang Besar
Pemimpin tim dari pusat penyelamatan bencana Gansu Hou Hputian, Wang Duo mengatakan cuaca dingin menghambat upaya penyelematan.
“Berdasarkan penyelamatan di masa lalu, kesulitan terbesar dalam operasi ini adalah suhu setempat yang rendah,” kata Wang Duo, dikutip dari The Guardian.
Pemimpin Tiongkok, Xi Jinping, menyerukan 'upaya sekuat tenaga' dalam upaya pencarian dan penyelamatan.
Lebih dari 3.000 petugas pemadam kebakaran telah dikerahkan atau disiagakan, dan ratusan personel militer telah dikirim ke daerah tersebut.
Taksi digunakan untuk mengangkut korban luka ke rumah sakit, dan tim bantuan sipil telah mendirikan kamp di taman umum.
Upaya Penyelamatan Korban
Juru bicara Gansu, Han mengatakan pekerjaan penyelamatan berjalan dengan tertib.
Ia juga meminta masyarakat untuk menghindari pergi ke daerah yang terkena gempa untuk mencegah kemacetan lalu lintas yang dapat menghambat upaya tersebut.