TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Kelompok militan Houthi Yaman mengeluarkan ancaman baru kepada Amerika Serikat dengan mengancam akan ‘menenggelamkan’ kapal perang AS yang berupaya melindungi kapal-kapal kargo yang melintas di Laut Merah.
Ancaman itu dikeluarkan Houthi Yaman hanya berselang beberapa jam setelah Washington meluncurkan koalisi pasukan multinasional untuk melindungi kapal-kapal yang transit di Laut Merah.
“Kami mempunyai kemampuan untuk menenggelamkan armada Anda, kapal selam Anda, kapal perang Anda,” kata seorang pejabat tinggi Houthi dikutip kantor berita Tasnim yang berafiliasi dengan IRGC.
“Laut Merah akan menjadi kuburanmu,” sebut mereka.
Koalisi maritim baru yang akan mengawal kapal-kapal kargo yang melintas di Laut Merah dari ancaman penyanderaan Houthi Yaman terdiri dari Inggris, Kanada, Prancis, Italia, Spanyol, Norwegia, Belanda, Seychelles, dan Bahrain.
Organisasi ini dibentuk sebagai respons terhadap serangan Houthi terhadap kapal komersial yang melewati Selat Bab el-Mandeb dan Laut Merah, transit antara Asia dan Eropa melalui Terusan Suez.
Dalam beberapa hari terakhir, setengah lusin perusahaan pelayaran, termasuk empat dari lima perusahaan pelayaran terbesar, telah menghentikan operasinya di rute ini, dengan alasan kekhawatiran keamanan atas aset dan personel mereka.
“Ini merupakan tantangan internasional yang memerlukan tindakan kolektif,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin saat berada di Bahrain dalam turnya ke Timur Tengah.
“Karena itu, hari ini saya mengumumkan pembentukan Operation Prosperity Guardian, sebuah inisiatif keamanan multinasional baru yang penting.” sebutnya.
Baca juga: Israel Boncos, Pendapatan Pelabuhan Eilat Anjlok 80 Persen, Efek Serangan Houthi Yaman di Laut Merah
Tidak jelas bagaimana kekuatan koalisi angkatan laut banyak negara ini berupaya menghentikan Houthi meluncurkan drone dan rudal Iran ke kapal-kapal yang transit di Laut Merah.
Angkatan laut hanya dapat menembak jatuh rudal dan drone yang ditembakkan oleh Houthi, namun jika tidak ada tanggapan militer, pasukan proksi Iran dapat terus mengganggu pengiriman barang.
Sejauh ini beberapa negara akan melakukan patroli bersama, sementara negara lain memberikan dukungan intelijen di wilayah selatan Laut Merah dan Teluk Aden.
Baca juga: Houthi Yaman Tak akan Hentikan Serangan di Laut Merah sampai Israel Mengakhiri Perang di Gaza
Beberapa negara lain juga setuju untuk terlibat tanpa disebutkan namanya, menurut Associated Press.
Namun demikian, pemerintahan Biden akan kesulitan untuk menganggapnya sebagai sebuah kemenangan, karena dari banyak negara Arab (dan Laut Merah) hanya Bahrain yang setuju untuk bergabung dengan koalisi.