TRIBUNNEWS.COM - Salvo roket dari militan Hamas Palestina membunyikan sirene di Ibu Kota Israel, Tel Aviv.
Sirene terdengar di Tel Aviv pada Selasa (19/12/2023) kemarin.
Hamas mengakui mereka meluncurkan serangan rokter terhadap ibu kota Israel.
Dilansir Al Arabiya, belum ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan dalam insiden tersebut.
Tampaknya, lewat insiden ini, Hamas ingin menunjukkan kelompok militan Palestina itu masih punya kemampuan roket jarak jauh, bahkan saat perang telah memasuki hari ke-75.
Baca juga: Hizbullah Mengamuk, Rentetan Roket Grad Hantam Fasilitas Militer Israel Balas Kematian Dua Jurnalis
Dalam perkembangan lain yang dilaporkan oleh Al Jazeera, pasukan Israel dilaporkan menembak dua warga Palestina di dada dan perut.
Serangan itu terjadi di Nablus.
Menurut Bulan Sabit Merah, dua korban yang terluka terkena tembakan peluru tajam di kota utara Asira di Nablus.
"Korban luka telah dipindahkan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan," tambah Bulan Sabit Merah.
Di tempat terpisah, tiga orang ditangkap oleh otoritas Israel dalam penggerebekan di rumah mereka di Yerusalem Timur yang diduduki, menurut Otoritas Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan.
Penggerebekan juga dilakukan di wilayah berikut:
1. Kota Hebron
2. Ya'bad dan Araba, di selatan Jenin
3. Kifl Haris, utara Saflit
Baca juga: Puluhan Serangan Drone dan Rentetan Tembakan Rudal Rusia Sasar Infrastruktur Sipil di Kharkiv
4. Faqoua, timur laut Jenin
5. Beit Dajan, di Nablus
6. Beit Dajan, Beit Furiek dan Shofa, di Tulkarem
Terjemahan: Saat seorang pemuda Palestina ditembak oleh pasukan Israel selama penyerbuan kota Asira di utara.
Pertempuran berdarah di Gaza masih berlanjut dan telah memasuki bulan ketiga sejak 7 Oktober 2023.
Baca juga: Banyak Orang Israel Tak Peduli Ribuan Anak Dibunuh Tentara IDF di Gaza, Kata Media Israel Haaretz
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 110 orang tewas dalam serangan di kamp Jabalia, dekat Kota Gaza.
Perang di Gaza dimulai ketika penguasa Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 7 Oktober, dengan melepaskan 5.000 roket.
Serangan itu menewaskan sekitar 1.140 orang di Israel, sebagian besar warga sipil, dan menculik 240 orang, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Terhitung sejak 7 Oktober 2023, sejumlah 19.968 warga Palestina telah meregang nyawa akibat serangan Israel tanpa henti di wilayah kantong yang terkepung, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sekaligus membuat wilayah yang luas menjadi puing-puing.
Tembok Anti-terowongan
Lebih lanjut, saat ini, terowongan Hamas yang ditemukan oleh Israel menjadi topik panas dibahas masyarakat.
Israel mengaku berencana membangun tembok anti-terowongan bawah tanah di dekat perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir.
Tembok anti-terowongan itu akan dibangun di Poros Philadelphia.
Adapun Poros Philadelphia adalah jalur sempit di wilayah Jalur Gaza.
Baca juga: Pakar Terpukau oleh Terowongan Hebat Hamas, Sebut Ada Pengaruh Korea Utara dan Iran
Poros Philadelphia membentang sepanjang 14 km (8,7 mil) di sepanjang perbatasan antara wilayah Gaza dan Mesir.
Israel akan membangun tembok tersebut setelah berakhirnya perang di Gaza.
Awalnya, militer Israel mengatakan pihaknya telah menemukan sebuah terowongan besar di Gaza, dekat dengan tempat yang dulunya merupakan jalur penyeberangan sibuk ke Israel.
Temuan ini menimbulkan pertanyaan baru tentang bagaimana pengawasan Israel melewatkan persiapan yang dilakukan Hamas.
Pintu masuk ke terowongan hanya berjarak beberapa ratus meter dari persimpangan Erez yang dijaga ketat dan pangkalan militer Israel di dekatnya.
Delegasi Israel dikabarkan telah melakukan perjalanan ke Mesir untuk membicarakan pembangunan tembok tersebut.
Rakyat Mesir memahami kebutuhan keamanan Israel akan hal ini," ujar penyiar Radio Angkatan Darat yang mengutip seorang pejabat keamanan Israel, Minggu (17/12/2023), dikutip dari Anadolu Agency.
Baca juga: Tentara Israel :Terowongan Tersembunyi Hamas Sepanjang 4 Km Berisi Gudang Senjata Tempur
Amerika akan terus senjatai Israel
Sebagaimana diketahui, Israel didukung oleh sekutunya, Amerika Serikat (AS).
Beberapa waktu lalu, Pentagon menegaskan bahwa Gedung Putih berjanji akan terus mempersenjatai Israel dalam kampanyenya melawan militan Hamas Palestina.
Namun, Washington juga menyerukan agar lebih banyak bantuan kemanusiaan dikirim kepada warga Palestina di Jalur Gaza yang hancur akibat serangan Israel, dikutip dari Al Arabiya.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin sempat mengunjungi Israel.
Di Tel Aviv, Austin mengatakan Gedung Putih harus memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan kepada hampir dua juta pengungsi di Gaza.
"Kita harus mendistribusikan bantuan itu dengan baik," ucapnya.
Baca juga: Terowongan Terbesar Hamas Ditemukan, Israel: Ada Rel, Mobil Bisa Masuk, Membentang Sepanjang 4 Km
Namun Austin menegaskan bahwa AS adalah "sahabat Israel" dan akan terus menyediakan amunisi penting, kendaraan taktis, dan sistem pertahanan udara" untuk Tel Aviv.
Ia menegaskan bahwa kunjungannya tidak bertujuan untuk "menentukan jadwal atau ketentuan perang" Israel-Hamas.
Pemimpin senior Hamas ke Mesir
Sementara itu, pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh, diperkirakan akan mengunjungi Mesir pada Rabu (20/12/2023).
Tujuan Ismail Haniyeh akan mengunjungi Mesir adalah untuk melakukan pembicaraan mengenai gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan dengan Israel, kata sebuah sumber yang dekat dengan kelompok Palestina, dilansir Al Jazeera.
"Haniyeh yang berbasis di Qatar akan memimpin delegasi tingkat tinggi Hamas ke Mesir, di mana ia akan mengadakan pembicaraan dengan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel dan pejabat lainnya," kata seorang sumber kepada AFP.
Baca juga: IDF Bagikan Rekaman saat Saudara Yahya Sinwar Lakukan Tur Terowongan Hamas
PM Qatar mendorong akses bantuan ke Gaza
Lebih jauh, Perdana Menteri Qatar dan Menteri Luar Negeri Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani membahas cara-cara untuk meredakan ketegangan dan mencapai gencatan senjata selama panggilan telepon dengan Sekjen PBB Guterres, menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Qatar.
Al-Thani juga membahas cara-cara membuka koridor kemanusiaan secara berkelanjutan untuk memastikan akses bantuan yang berkelanjutan bagi penduduk Jalur Gaza, kata pernyataan itu.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)